Gudegnet - Warga Pedukuhan Tangkil dan Karangasem, Muntuk, Dlingo, Bantul, melaksanakan Merti Dusun pada Rabu (10/4/2019). Dalam acara ini dilangsungkan kirab yang diikuti oleh sekitar 20 kontingen dari kedua pedukuhan.
Masing-masing kontingen memiliki tema tersendiri, seperti misalnya petani padi dan petani palawija. Ada pula yang mengenakan pakaian Jawa, juga pakaian olah raga.
“Sejarahnya kita dulu satu pedukuhan, terus membentuk pedukuhan baru, Karangasem itu, akhirnya ketika bersih dusun seperti ini kita jadi satu,” kata Nofita, panitia Merti Dusun Tangkil kepada Gudegnet (10/4/2019).
Ada dua gunungan utama yang dibawa kedua pedukuhan, yakni gunungan lanang dan gunungan wedok.
Dari pedukuhan Karangasem membawa gunungan lanang yang terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, juga jajanan-jajanan tradisional. Sementara itu dari pedukuhan Tangkil membawa gunungan wedok.
Prosesi kirab diawali dengan pembukaan di pertigaan perbatasan antara Tangkil dan Karangasem. Setelah itu, dilanjutkan dengan pelepasan kontingen. “Karena sekarang dusun yang ngunduh adalah Tangkil, jalannya dari perbatasan itu menuju pedukuhan Tangkil,” kata Nofita.
Setelah itu, diadakan seremoni di Kantor Pedukuhan Tangkil. Usai didoakan, gunungan diperebutkan masyarakat.
“Maknanya, sebagai bentuk syukur kita sebagai masyarakat karena kita dapat berkah dari alam, kita mensyukuri hasil panen kita di momen bersih dusun ini,” kata Nofita.
Di samping itu, menurutnya melalui acara ini kedua pedukuhan menjaga persaudaraan. “Karena kita dua dusun tapi satu jiwa, kita bisa memperkuat kebersamaan antara dua dusun ini,” ucapnya lagi.
Merti Desa Tangkil tahun ini diisi dengan banyak rangkaian acara. Antara lain telah digelar Pentas Seni Wayang Kawul, kesenian khas Desa Tangkil. Selain itu digelar juga pertunjukan wayang Ki Seno di Karangasem.
Malam harinya, digelar acara puncak yang menghadirkan pertunjukan tari dari anak-anak dusun dan pertunjukan ketoprak.
Kirim Komentar