Gudeg.net—Pekan Budaya Gito Gati adalah rangkaian acara yang dibalut seputar sadranan agung memasuki bulan Ramadan di Desa Pandowoharjo, Sleman. Acara puncak dilaksanakan pada 28 April 2019.
“Agenda budaya ini tidak dilaksanakan karena kebanyakan waktu, atau selo. Ini adalah wujud rasa syukur masyarakat Pandowoharjo atas nikmat yang diberikan,” ujar Catur Sarjumiharta, Kepala Desa Pandowoharjo dalam bahasa Jawa (28/4).
Iring-iringan ini mulai pada pukul 16.00 WIB membawa dua buah gunungan; gunungan hasil bumi dan gunungan berbentuk tong raksasa dengan hiasan naga.
Masyarakat berkumpul dengan antusias menunggu kirab bregodo melewati mereka. Dua bregodo ini disebut Dandang rekso dan Malang Yudho. Nama terakhir diambil dari nama ksatria. Kedua bregodo ini sering mengikuti acara Kabupaten Sleman, maupun dijadikan wakil Sleman mengikuti suatu acara.
Uniknya, kedua bregodo ini didominasi oleh perempuan yang membawa keris kecil. Perempuan ini memakai baju modifikasi tradisional yang ringkas dan nampak seperti baju kombat. Sedangkan laki-laki memakai surjan dan kain.
Berbagai kalangan, dari anak kecil hingga manula turut berpartisipasi dalam ajang ini. Baik sebagai prajurit (bregodo), ‘rakyat’ atau penggambaran petani, maupun pembawa bendera. Sayangnya, putaran yang dilakukan pasukan ini diguyur hujan dan angin kencang.
Sadranan adalah adat istiadat masyarakat Jogja—Jawa pada umumnya—saat menyambut bulan suci Ramadan. Lewat acara ini juga puji dan syukur dipanjatkan untuk hasil panen yang memenuhi kubutuhan masyarakatnya, dan kesejahteraan.
Kirim Komentar