Gudeg.net- Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKT) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melakukan revitalisasi kawasan transmigrasi di Desa Rasau Jaya Satu dan Rasau Jaya Tiga, Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Acara yang dikemas dalam kegiatan Tim KKN PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pengabdian Masyarakat) itu salah satunya adalah melakukan pemasangan sarana instalasi penjernih air sungai untuk kebutuhan masyarakat sekitar.
Penjernihan air menjadi salah satu fokus utama karena kondisi air sungai yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari tidak jernih tergolong tidak layak karena berada pada lahan gambut.
Tim Koordinator Instalasi Penjernih Air Rasau Jaya 1 Neisya Isni Belkisti menuturkan, air sungai di desa tersebut berwarna merah kecokelatan dengan kadar Total Suspended Solid (TSS) 232 mg/L dan pH yang mencapai angka 3 – 4.
"Tim KKN UGM memberikan solusi dengan membuat penjernih air sungai yang dapat menurunkan kadar TSS menjadi 68 mg/L dengan pH mencapai 6-6,5 sehingga lebih layak digunakan untuk aktivitas rumah tangga mandi, cuci, dan kakus," tuturnya pada saat diwawancara di Desa Rasau Jaya I, Sabtu (27/7).
Neisya menjelaskan, cara kerja alat penjernih air tersebut melalui empat tahapan diantaranya penyedotan air sungai, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Proses awal yaitu memompa air sungai untuk dialirkan melewati klorin yang berfungsi untuk membunuh bakteri lalu ditampung untuk mengalami proses koagulasi dengan penambahan pH up dan PAC untuk diendapkan.
Air yang telah jernih kemudian dilakukan filtrasi atau penyaringan kembali untuk menghilangkan sisa material padatan ke dalam tangki penyimpanan untuk kemudian digunakan.
Sarana instalasi penjernihan air tersebut sengaja dibuat dengan menggunakan bahan material yang mudah diperoleh dengan harga terjangkau.
“Dasarnya alat penjernih ini dibuat secara sederhana agar nantinya dapat direplikasi oleh masyarakat. Pembuatan alat penjernih air ini membutuhkan dana yang cukup ekonomis hanya sekitar Rp.1,2 juta rupiah,” jelas Neisya mahasiswi Fakultas Teknik UGM itu.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UGM Ahmad Agus Setiawan, ST., M.Sc., Ph.D mengatakan, terdapat berbagai program KKN tematik yang dilakukan oleh 27 mahasiswa di kedua desa tersebut.
"Beberapa program sudah dilaksanakan, dan akan dilanjutkan hingga tanggal 18 Agustus mendatang,” ujarnya saat mengunjungi lokasi KKN PPM bersama sejumlah pimpinan UGM dan Pemerintah Daerah Kubu Raya.
Ahmad Agus menambahkan, Program KKN di Rasau Jaya terangkum dalam empat fokus utama, yaitu pembangunan berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, agroindustri 4.0, dan revitalisasi kesehatan.
Acara dihadiri juga oleh Dirjen PKT Kemendes PDTT, Muhammad Nurdin dan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan selaku Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengapresiasi program yang telah dijalankan mahasiswa UGM dalam kegiatan KKN tersebut.
"Kegiatan yang penuh inovasi dan gagasan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk bersama-sama membangun desa. Dan tidak lupa ucapan terimakasih atas segala kegiatan yang telah dilakukan oleh anak-anak UGM selama KKN," ungkap Bupati.
Bupati berharap dengan adanya kegiatan KKN PPM UGM ini dapat memberikan banyak ide-ide dan gagasan yang bisa memperkuat dan menambah kemajuan pada kedua desa yang dikunjungi terutama dengan terwujudnya mimpi warga Rasau Jaya akan hadirnyan air bersih.
Kirim Komentar