Gudeg.net – Lezatnya paduan mie home made yang kenyal, kuah gurih kental, potongan daging, sawi dan taoge, menjadi andalan rumah makan Kwetiau Kalimantan yang berlokasi di Pringgokusuman GT II/ 169, Yogyakarta.
Bisa dipilih, potongan daging ayam, babi, atau campur. Ketika disajikan, sawi dan taoge nampak menutupi kwetiau.
“(Berjualan) di sini sudah dari ‘94. Sebelumnya dari tahun ‘79 di Jalan Mataram,” terang Oni (50), pemilik Kwetiau Kalimantan kepada Gudegnet, Senin (31/8). Keterampilan memasak ia dapat dari orangtuanya.
Ia menjelaskan, kwetiau Kalimantan berukuran sedang, berbeda dengan kwetiau Medan yang lebih tipis dan kwetiau Bangka yang lebih tebal. Diproses secara tradisional, kwetiau di sini dibuat tanpa bahan pengawet, dan hanya dapat bertahan selama dua hari. Jika lebih dari itu, kwetiau akan lembek dan hancur.
Kami memilih kwetiau siram, yang cenderung terasa asin gurih. Ada pula kwetiau goreng dan rebus. Bisa juga jika pembeli memesan kwetiau dengan yang cenderung rasa manis. Biasanya, Oni akan menanyai selera pembeli sebelum membuatkan masakan.
Ia menambahkan, masakan ini termasuk chinese food. Berbeda dengan masakan restoran, menurutnya masakan di tempatnya adalah masakan rumah, dengan bumbu yang sederhana.
“Ini khas dari Kalimantan. Di tempat lain di Jogja selain ini nggak ada,” kata Oni sembari menunjukkan acar cabai di meja. Sambalnya pun khas, tak cuma pedas, namun juga sedikit asam, asin, juga manis.
Seporsi kwetiau siram dapat dinikmati seharga Rp 17.000. Selain menu andalan tersebut, ada beberapa menu lain seperti bakmi, cap cay, nasi goreng, dan yang lainnya.
Tempat ini buka setiap hari pukul 12.30-22.00. Ruang makan memang tak terlampau luas, namun cukup nyaman untuk bersantap. Biasanya, tempat ini ramai di jam makan malam.
Kirim Komentar