Seni & Budaya

Pameran Instalasi Cahaya Sumonar 2019, Filipina Futuristik Lewat Cahaya

Oleh : Trida Ch Dachriza / Rabu, 31 Juli 2019 20:43
Pameran Instalasi Cahaya Sumonar 2019, Filipina Futuristik Lewat Cahaya
Karya Instalasi "Electropicalia" oleh MVLTIVERSE (Derek Tumala dan Clarissa Gonzalez)/Dok.Sumonar 2019

Gudeg.net—Sumonar, Festival Video Mapping and Art Light pertama di Indonesia tidak hanya menyajikan permainan cahaya dan video di gedung historikal Yogya.

Permainan cahaya juga dilakukan di instalasi seni cahaya karya Mvltiverse (Derek Tumala dan Clarissa Gonzalez), kolektif seniman visual asal Filipina di Loop Station, Jalan Pangurakan.

Mvltiverse mencoba untuk menyampaikan pemahaman pada masyarakat bahwa sesuatu dilihat tergantung pada sudut pandang mana yang dipilih.

Pemahaman ini direpresentasikan dalam karya instalasi berjudul “Electropicalia” di pameran instalasi seni cahaya Sumonar 2019.

“Melalui “Electropicalia” kami ingin membuat sesuatu yang futuristik namun masih ada unsur Filipinanya,” ujar Derek Tumala, Leader tim Mvltiverse (31/7).

Pengunjung bisa melihat hologram 3D dengan menggunakan media jaring untuk menangkap cahaya dari proyektor. Walaupun karyanya sama, jika diletakkan di sudut yang berbeda karya ini akan terlihat berbeda.

Melalui karya ini, Mvltiverse ingin menunjukkan tentang bagaimana identitas modern yang terjadi di Filipina saat ini.

Sumonar 2019
"Karya Instalasi Kinanti" oleh Ismoyo R. Adhi/dok.Sumonar 2019

Ada unsur-unsur kelokalan tropis yang mereka tampilkan di sana, seperti buah nanas, pohon dan masih banyak lainnya.

Tofan, salah satu pengunjung, mengungkapkan walau dia tidak sepenuhnya menangkap karya, ia menikmati ‘ilusi’ diberi pilihan dalam hal representasi. Menurut Tofan lagi, karya instalasi visual yang adalah sesuatu hal yang baru.

Ia mengungkapkan bahwa kita (penikmat seni) tidak dapat menemukan hal serupa di galeri-galeri seni ataupun di pameran seni lainnya.

“Ini adalah suatu hal yang sangat menarik untuk disimak. Saya baru menemukan karya seperti ini di Sumonar,” ujarnya (31/7).

Derek sangat mengapresiasi penyelenggaraan Sumonar sebagai festival video mapping pertama di Indonesia. Ia menganggap hal ini adalah sesuatu yang sangat positif dan perlu disimak oleh masyarakat.

Pertama kali mengikuti Sumonar, ia berharap festival ini tetap konsisten dilakukan dan melibatkan lebih banyak lagi seniman dari berbagai daerah di Indonesia maupun dunia. “Saya berharap festival ini terus berlanjut,” jelas Derek.

Roby Setiawan, Art Director Pameran Instalasi SUMONAR 2019 menambahkan, “Karya-karya yang ada di Pameran Instalasi Seni Cahaya SUMONAR 2019 bersifat interaktif.”

Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan interaksi yang terjadi antara pengunjung dengan karya-karya yang dipamerkan di sana.

Pada pemaran instalasi visual tahun ini, pihaknya menampilkan sederet karya yang diciptakan oleh Lepaskendali x Zianka Media, Doni Maulistya, Ismoyo R Adhi, Fanikini, Luwky, Raymond Nogueira/Rampages (Macau), Studio Batu, Uji “Hahan” Handoko, Anung Srihadi x Ruly “Kawit” Prasetya x Dani Argi, Mvltiverse (Derek Tumala & Clarissa Gonzales) dan Lintang KRP x SIR.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini