Seni & Budaya

KPY Angkatan 8 Bawa Lokalitas Lewat Perspektif Baru

Oleh : Trida Ch Dachriza / Kamis, 22 Agustus 2019 09:10
KPY Angkatan 8 Bawa Lokalitas Lewat Perspektif Baru
"Yang Tersirat Luntur di Mesin" karya Christoper Gio Sarsono yang menyorot batik dalam seri karyanya-Gudegnet/Trida

Gudeg.net—Kelas Pagi Yogya (KPY) dikenal akan kelas keterampilan fotografi gratis untuk siapapun yang memiliki niat dan kemauan untuk mendalami fotografi.

Tahun ini, kelas kedelapan mempersembahkan pameran tugas akhir untuk pertama kalinya di luar ruang pamer KPY. Pameran yang diadakan di T40 Art Space ini berlangsung dari tangal 21 hingga 31 Agustus 2019.

Mengusung judul besar “Lokalitas”, KPY ingin mengenalkan kembali budaya dan cara hidup masyarakat Jogja khususnya yang sering kali tersisih.

Kelas Pagi Yogya Lokalitas

Walaupun ada beberapa budaya/hal yang tidak benar-benar ‘terlupakan’ namun 24 murid ini berusaha memberikan sudut pandang lain.

“Kami ingin mendokumentasi potensi budaya atau apapun yang tidak dilihat orang, mencari perspektif baru tentang suatu hal atau isu lokal Jogja,” ungkap Cak Ncop, ‘Kepala Sekolah’ yang didaulat oleh perintis KPY, saat diwawancara pada pembukaan pameran foto ini (21/8).

Kelas Pagi Yogya Lokalitas

Tidak hanya mempresentasikan karya dengan cara mainstream, mereka memajang beberapa karya dengan cara kreatif seperti cetak kain, cermin, atau menyertakan objek foto utnuk dinikmati/dilihat langsung.

Beberapa yang menyorot potensi kuliner turut menyertakan makanan tradisional tersebut untuk dinikmati pengunjung. Seperti karya milik Wisnu Darmawan yang berjudul “Kuliner Manis Khas bantul”.

Ia menyertakan makanan khas Bantul bernama adrem. Adrem punya nama beken di kalangan pencinta kuliner. Cukup nyeleneh dan bisa dibilang saru, nama lainnya adalah tholpit yang merupakan kependekan dari alat kelamin pria terjepit. Entah dari mana asalnya.

Kelas Pagi Yogya Lokalitas

Ada pula karya Puti Cinintya Arie Safitri berjudul “Manunggaling Kawula Gusti”. Rujukan Syekh Siti Jenar ini tidak tepat dipadankan secara harfiah. Lebih baik membaca artinya sepagai sebuah paham.

Karya Puti ini bercerita tentang penghayatan kejawen dalam konsep ketuhanan. Mereferensikan manuskrip Jawa, Serat Chentini, Puti berusaha menjelaskan lewat seri foto macam cara yang ditempuh manusia untuk mengekspresikan spiritualitas.

Kelas Pagi Yogya Lokalitas

“Karya-karya ini cukup memperlihatkan keberagaman pendekatan. Jarak emosinya terlihat, dekat dengan hal-hal lokal,” ungkap Sujud Dartanto, kurator muda yang juga adalah penulis seni dan budaya, yang turut mengahdiri pembukaan pameran ini.

Penyumbang karya dalam pameran ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tak hanya Jogja. Bandung hingga Lampung.

Kelas Pagi Yogya Lokalitas

Pameris yang terlibat dalam pameran ini ada Aditya Susanto, Almas F Thirafi, Andreas Gusti S, Anggi Prasetyo, Arfan Helmidarama, Christoper Gio S, Dwiki Setya N, Fitria Nuraini, Galang Ramadan P, Indra Waskito H, Ines Inera, Iqbal Setya N, Lintang Pertiwi, Mar’i Muhammad, M Arraafi R, M Rasyid R, Nandya Widyasari, Puti Cinintya AS, Rangga Yudhistira, Risna Anggaresa, Roy Adi N, Wahidyah Nur I, Wisnu Darmawan, dan Yohanes Paulus.

Pameran dapat disaksikan di T40 (Tiforti) Gallery di Jalan Ipda Tut Harsono (Timoho) No.40, Muja Muju hingga tanggal 31 Agustus 2019 dari pukul 16.00-21.00 WIB.

Kelas Pagi Yogya Lokalitas


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini