Gudeg.net - Berada tak jauh dari bangunan bersejarah Plengkung Wijilan, suasana sore di angkringan Kang Harjo cukup unik, menggoda untuk mampir dan menyeruput teh hangat. Tak lama, teh poci gula batu pesanan kami datang dengan uapnya yang mengepul.
Angkringan yang terletak di Jalan Wijilan, Panembahan, Kraton, ini terbilang luas. Angkringan yang juga dikenal dengan nama ‘Angkringan Wijilan’ ini terdiri dari dua lantai, dengan konsep makan prasmanan.
Untuk yang ingin duduk bersantap di meja makan, pilih saja di lantai bawah. Sedangkan untuk yang ingin lesehan, bisa pilih lantai atas.
Puluhan jenis lauk siap dipilih, seperti telur, sate usus, sate otak-otak, ikan, teri, ayam, cumi, pepes, nugget, dan lain-lain. Pengunjung dipersilakan mengambil nasi dan lauk sendiri dan membayar sebelum makan.
Suharjo (51), pemilik angkringan Kang Harjo menceritakan, angkringan ini berdiri sejak 2006, pascagempa yang mengguncang Yogyakarta. Awalnya angkringan ini belum seluas sekarang.
“Awalnya cuma kecil, di depan, gerobak saja. Saya udah mulai prasmanan waktu itu. Kita mengubah tadinya warung klasik jadi warung semi modern lah. Orang mengambil sendiri, menentukan jumlah makan sendiri. Kemudian lauknya variannya banyak, nasinya panas,” kata Suharjo kepada GudegNet Kamis (5/9).
Karena semakin ramai, tahun 2013 dilakukan perluasan. “Dilebarkan ke belakang, masih penuh, terus ke atas,” katanya.
Menurut Suharjo, ada sekitar 30 jenis lauk yang tersedia di sini, sedangkan sayurnya ada 18 macam. Pecel, lodeh, urap, gudangan jadi sayuran paling disukai pengunjung. Harga lauk berkisar mulai Rp 2000 hingga Rp 8000.
Untuk minumannya, Angkringan Wijilan memiliki menu susu tape dan teh poci sebagai menu spesial.
Secara keseluruhan, angkringan Kang Harjo bisa menampung hingga 200 orang, sehingga cocok juga untuk yang ingin datang bersama rombongan. Angkringan ini buka tiap hari, mulai pukul 16.00 hingga 02.00.
Kirim Komentar