Gudeg.net - Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2019 diselenggarakan di Candi Prambanan pada 6 hingga 8 September 2019. Musik hingga tarian memeriahkan pembukaan yang dilangsungkan Jumat (6/8) sore di Garuda Mandala, Candi Prambanan.
Acara pembukaan diawali dengan arak-arakan payung nusantara. Tampil kemudian antara lain Musik Dol Bengkulu, Belantara Budaya Jakarta, Tari Payung Clumpring, Sanggar Tari Ngesti Laras Wonosobo, dan art fashion Sepayung Daun-Dian Oerip dengan koreografer Mila Rosinta.
Pengunjung nampak antusias menyaksikan pertunjukan demi pertunjukan. Tak jarang mereka mengabadikan aksi para penampil dengan gawai masing-masing.
Arena sekitar stand juga didekorasi apik, dengan bambu sebagai elemen artistik. Payung-payung unik menghiasi lokasi penyelenggaraan.
Heru Mataya, direktur program Festival Payung Indonesia dalam sambutannya saat pembukaan menyampaikan, selama tiga hari ini akan ada sekitar 100 pertunjukan dari berbagai kota di Indonesia yang akan tampil.
Acara ini melibatkan 26 grup (komunitas) seni pertunjukan, 12 orang desainer, dan 15 kelompok perajin dan penggiat craft.
FESPIN tahun ini memasuki gelaran yang keenam. Tak hanya dalam negeri, acara ini dihadiri pula oleh peserta dari berbagai negara seperti Thailand, India, Iran, Hongaria, Amerika, dan juga Jepang.
Menurut Heru, hal ini merupakan awal dari sebuah konsep di mana pada tahun depan FESPIN akan membangun sebuah jejaring yang dinamakan Sepayung Asia.
“Sepayung Asia, bagaimana payung akan menjadi sebuah dialog budaya interculture dari berbagai daerah. Jadi, melalui payung harapan kita teman-teman ini bisa bersama-sama membangun sebuah budaya antar bangsa melalui FESPIN ini,” ucapnya.
Sebagai informasi, FESPIN merupakan festival pertama di Indonesia yang membangun hubungan sister festival dengan Borsang Umbrella Festival di Chiang Mai, Thailand.
Hari ini, Sabtu (7/9), panggung pertunjukan antara lain dimeriahkan oleh Tari Sanggar Sekar Midang oleh Tari Tunggal, Musik “The Java Spring”, Musik dan Tari “Binaural Rohang, Flash mob "Sepayung Daun Indonesia", Karawitan Sunda, Pertunjukan Kemlaka dan Pesona Nusantara, dan lain-lain.
Minggu (8/9) berbagai pertunjukan akan kembali hadir sejak pukul 06.00. Pada hari terakhir ini akan ada Tari Rampoe Aceh, Tari Thailand, Musik "Astaloka Volk" dan lain-lain, hingga musik “Sepayung Indonesia” sebagai penampil terakhir.
Kirim Komentar