Gudeg.net—Setelah pada awal bulan September mengadakan melukis bersama on the spot, lima puluh seniman mengadakan pameran bersama dengan tajuk “Mengenal Alam Liar”.
Cukup spontan, melukis bersama ini terjadi karena Yan Santana, pemilik Studio Alam Putubiung, memiliki ide untuk melakukan kegiatan bersama.
“Dibikin on the spot saja, karyanya tidak usah besar-besar. Lalu kami ajak teman-teman lain untuk bergabung,” cerita Totok Buchori, ketua Sanggar Bambu, saat diwawancara di Kembang Jati (23/9).
Ia melanjutkan bahwa idenya adalah untuk mengenal alam lingkungan di Gunung Pule. Lukisan dibuat setengah jadi lalu dibawa pulang dan diselesaikan di rumah masing-masing.
Walaupun begitu, tidak berarti semua peserta menggambar keadaan alam Gunung Pule Sembungan. Ada beberapa seniman yang tidak sempat melukis di lokasi tersebut.
Lukisan Totok sendiri bukan lukisan alam Gunung Pule. Ia bercerita dirinya tidak sempat untuk melukis karena menjamu teman-teman seniman. Lukisan yang sudah terjual itu adalah karya on the spot lukisan rumah Kartika Affandi.
Lukisan Totok Buchori berjudul 'Omahe Kartika' (2019)/Trida
Untung Basuki, salah satu seniman yang mengikuti melukis on the spot dan turut berpameran melukis keadaan alam yang ia lihat di Gunung Pule.
Alam yang begitu kering kerontang di musim kemarau dengan udara yang sangat panas tidak menghalanginya untuk tetap melukis.
Di tengah-tengah kekeringan tersebut, sebuah batang pohon yang sangat tua menarik perhatiannya. “Saya lalu memiliki motivasi untuk menggambar pohon tersebut,” ceritanya lebih lanjut (23/9).
Karya Untung Basuki berjudul 'Bukit Gersang' (2019)/Trida
Lain lagi dengan Ahmad Supono yang memilih untuk menggambar tanpa warna. Dalam karyanya yang diberi judul ‘Alam Versus Teknologi’ ia memilih untuk tidak mewarnainya agar murni menjadi karya on the spot.
Menurutnya, sutet sebagai perwakilan teknologi berada di antara alam yang kering tersebut adalah komposisi yang menarik.
“Sementara ada sutet yang ‘kekar’, ada alam yang hidup segan matipun tak mau,” ujarnya. Ia berpendapat bahwa ciptaan tuhan tidak ada yang tidak artistik.
Karya Ahmad Supono berjudul 'Alam Versus Teknologi' (2019)/Trida
Selain pameran, ada pula side event, bincang-bincang mengenai mengapa on the spot di Saung Banon, 28 September 2019 pukul 13.00 WIB hingga selesai.
Pameran ‘Mengenal Alam Liar’ ini dapat disaksikan di Kembang Jati Art House di Jl. Kesejahteraan Sosial No.6, Sanggrahan, Kasihan, Bantul hingga 30 September 2019. Galeri buka pukul 10.00-17.00 WIB.
Beberapa karya yang dipamerkan di pameran 'Mengenal Alam Liar', Kembang Jati Art House-Gudegnet/Trida
Kirim Komentar