Gudeg.net—Lautan manusia menyemut di sekitaran Panggung Usuk saat penampilan FSTVLST di ajang Ngayogjazz 2019. Penonton yang notabene merupakan remaja tanggung dan dewasa muda nampak berdatangan dari segala arah.
Membawakan delapan lagu, penampilan FSTVLST malam itu dimulai dengan nomor “Akulah Ibumu” yang membawa haru untuk banyak orang.
Semakin larut dalam penampilan FSTVLST, penonton semakin padat. Bahkan dari dua jalan yang menghilir ke panggung nampak semakin banyak fans berlarian berusaha tidak tertinggal penampilan band rock asli Yogya ini.
Kemeriahan sempat terhenti saat sebagian penonton terlalu bersemangat dan mulai tidak terkendali moshing di tengah-tengah penonton. Farid pun menghentikan penampilan dan mengimbau untuk berhenti moshing. Terutama mengingat satu sisi dari tempat penonton adalah parit yang cukup dalam.
Moshing adalah kegiatan berekspresi menikmati musik yang membentur benturkan tubuh ke tubuh orang lain bahkan saling gampar dalam sebuah konser musik.
Ia pun sempat mengatakan akan memberhentikan penampilan jika moshing tak juga dihentikan. Mengajak penonton untuk bisa bersepakat, ia juga membagikan air minum dalam kemasan untuk penonton.
“Kalau sudah seesai diminum, jangan dibuang sembarangan. Lempar ke panggung saja. Saya hitung sampai tiga ya, lempar botolnya ke FSTVLST,” ucap Farid Stevy, vokalis FSTVLST dari panggung.
Penonton pun beramai-ramai melempar botol plastik ke panggung. Farid dan rekan-rekannya nampak melindungi diri dari hujanan botol.
Selain lagu dari album pertama, HITS KITSCH, mereka juga membawakan lagu dari album kedua seperti Rupa dan Vegas.
Di beberapa lagu terakhir, Farid Stevy meminta penonton untuk membelakangi panggung agar menghadap ke Desa Kwagon sebagai bentuk penghormatan terhadap desa dan warganya.
Ditemui sebelum naik panggung, Farid Stevy bercerita tentang FSTVLST yang berada di ajang jazz.
“Kami tidak akan mencoba menjadi jazz,” ungkap ungkap Farid Stevy, vokalis FSTVLST saat diwawancara pada siang hari di sela-sela sound check (16/11). Menurut dia entah mereka akan seperti apa, tapi apa adanya saja. Khusus untuk malam ini ia mengubah nama grup menjadi JZZSTVLST.
Farid mengungkapkan bahwa ia sangat senang dapat turut serta dalam Ngayogjazz karena ini panggung milik teman-teman dalam lingkaran mereka
“Kami tahu semangatnya seperti apa dan terlibat dalam spirit seperti ini menjadi hal yang sangat membanggakan,” lanjutnya lagi.
Band ini menyebut penggemarnya “festivalist”, sama seperti nama bandnya, hanya berbeda penulisan. Band ini tadinya diberi nama Jenny, lalu berganti menjadi FSTVLST setelah ditinggal dua personelnya.
Kini band yang memiliki tagline “Almost Rock, Barely Art” ini beranggotakan Farid Stevy Asta (vokal), Roby Setiawan (gitar), Humam Mufid Arifin (gitar bas), Danish Wisnu Nugraha (drum) dan Rio Faradino (keyboard).
Kirim Komentar