Gudeg.net- Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyikapi rusaknya meja marmer peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII oleh ulah wisatawan.
“Kakinya memang patah atau rusak akan tetapi sedang kita perbaiki saat ini. Masih dalam proses perbaikan,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (17/12).
Sultan menjelaskan, kerusakan yang terjadi pada meja marmer peninggagalan Sultan HB VIII tersebut adalah kerusakan kecil dan tidak terlalu dipersoalkan lagi.
“Sedang diperbaiki mejanya, jadi ya tunggu saja nanti juga selesai,” jelasnya.
Seperti diketahui, kejadian rusaknya kaki penyangga meja marmer terjadi di Museum Kursi HB VII yang terletak di dalam Kraton Yogyakarta. Kejadian tersebut disebabkan oleh wisatawan yang akan berswafoto dengan gaya duduk di salah satu kursi dan karena tidak kuat lantas membuat podium kayu bolong dan terjatuh.
Meja bundar mamer berdiameter sekitar 40 cm dengan tinggi 80 cm itu pun terjatuh menyebabkan patahnya salah satu kaki meja dan beruntung marmer tidak pecah.
Pihak Kraton Yogyakarta telah memaafkan wisatawan yang menyebabkan patahnya meja kayu marmer tersebut.
Sementara itu Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengungkapkan, pihak Keraton berupaya memberikan pemahaman soal menjaga barang museum kebudayaan dan kesenian Keraton Yogyakarta pada masyarakat.
“Perlu pemahaman bagi wisatawatan agar menjaga benda-benda yang ada di dalam Kraton. Kalau sampai patah kaki mejanya berarti orangnya itu antusias sekali dengan barang yang ada di sana (museum),” ungkap GKR Hemas.
GKR Hemas berpesan kepada wisatawan yang ingin berkunjung ke museum agar dapat menjaga barang-barang bersejarah yang ada agar tidak rusak.
Abdi dalem Keraton Yogyakarta Mas Bekel Purakso Wiarjo mengungkapkan, untuk memperbaiki kaki meja marmer yang berasal dari tahun 1921-1939 itu menghabiskan biaya sekitar Rp 400.000 rupiah.
"Bukan hanya itu yang jadi permasalahannya akan tetapi sisi historis yang akan membuat hal tersebut menjadi begitu mahal," pungkasnya.
Kirim Komentar