Gudeg.net—Menggunakan e-book alih-alih buku fisik dapat menjadi alternatif untuk penggila baca menikmati kegiatan membaca.
Di Hari Bumi seperti sekarang, 22 April 2020, bisa menjadi momentum untuk kita memulai mengurangi konsumsi kertas. Sama seperti kita sudah berangsur meninggalkan plastik.
Cabaca merupakan salah satu platform untuk memuaskan dahaga membaca. Pertamakali operasional Oktober 2017, perusahan rintisan (start up) ini telah memiliki 50.000 pembaca.
“Digital dan cetak hanyalah persoalan media. Orang-orang tetap bisa memperoleh intisari atau konten yang dibutuhkan sekalipun tidak membacanya dalam bentuk cetak konvensional,” ujar Co-Founder Cabaca, Fatimah Azzahrah dalam rilis yang diterima Gudegnet (22/4).
Sampai saat ini Cabaca telah memiliki 240 judul dalam sistemnya. Buku-buku tersebut terdiri dari berbagai genre seperti teenlit, romance, horror, tips and trick, hingga buku motivasi.
Penggunaan e-book disinyalir lebih efektif dalam meningkatkan minat baca di Indonesia. Hal tersebut karena pengguna bisa mengakses e-book dengan mudah dan bisa dilakukan di mana saja.
Cabaca.id yang bergerak dalam bidang online publishing, gencar memberikan program menarik agar bisa menyebarkan kebiasaan membaca buku dalam bentuk digital.
Salah satunya adalah program Jam Baca Nasional yang membebaskan pengguna untuk membaca secara gratis.
Salah satu kegiatan yang menarik adalah misi mengumpulkan ‘kerang’. Pengguna Cabaca nantinya dapat menukarkan kerang yang terkumpul dengan bacaan gratis.
Kerang juga menjadi metode transaksi cashless yang digunakan di Cabaca. Pembelian bisa dilakukan dengan cara transfer, hingga potong pulsa. Dalam waktu dekat Cabaca akan menambahkan opsi penggunaan e-money.
“Platform membaca digital seperti Cabaca tidak diciptakan untuk menghilangkan atau menyaingi buku fisik yang selama ini beredar,” ujar Cahya Laelatul Rizqi, kepala Community, Media and Public Relations Cabaca.id dalam rilis yang sama.
Ia menyebutkan Cabaca hadir untuk memberikan alternatif baru untuk masyarakat Indonesia yang mau mencoba untuk membaca, tapi tidak memiliki akses bacaan.
Ia juga berharap membaca bisa jadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia meski tidak dalam bentuk buku cetak yang mana menambah konsumsi kertas.
Kirim Komentar