Gudeg.net—Untuk pertama kalinya, Prambanan Jazz Online (PJO) mengudara sore hingga malam tadi, Sabtu (18/7). Konser ini ditayangkan langsung dari Candi Prambanan dan ditonton langsung oleh kurang lebih 20.000 penonton dari rumah.
Dimulai pukul 15.30 WIB, PJO dibuka oleh duo asal Jogja yang tengah naik daun, Langit Sore. Grup yang beranggotakan Arman Harjo dan Kakung Triatmodjo ini membuka dengan lagu “Jogja dan Kenangan”.
Selain lagu pembuka, ada lima lagu lain yang dibawakan Langit Sore, yaitu “Muda dan Jatuh Cinta”, “Terpisah Jarak dan Waktu”, “Aku Cemburu”, “Senja”, dan “Rumit”.
Penampilan Langit Sore di Prambanan Jazz Online, Sabtu (18/7)/dok.Ricomm
“Tetap semangat dan mari ikut menyanyi bersama kami dari rumah,” ujar Arman dan Kakung sebelum membawakan lagu ketiganya. Walaupun tanpa penonton, atmosfer pertunjukan tetap dibuat selayaknya konser live.
Penampil kedua, Lani, atau yang lebih dikenal sebagai Frau membawakan enam lagu di PJO. Ia membuka penampilannya dengan lagu “I’m a Sir”.
Berikutnya ia membawakan “Intesity, Intimately”, “Mesin Penenun Hujan”, “Negentropy 5 In E Major”, “Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa”, dan terakhir ia menutup penampilannya dengan lagu “Arah”.
"Saya senang terlibat dalam Prambanan Jazz Online,” kata Lani. Ia juga mengingatkan bahwa acara ini sekaligus untuk menggalang donasi bagi pekerja event.
Penampilan Frau di Prambanan Jazz Online, Sabtu (18/7)/dok.RiComm
PJO lalu ditutup oleh penampilan Rio Febrian. Ia menyanyikan sederet hits seperti “Tiada Kata Berpisah”, “Jenuh”, “Hanya Hatiku yang Mampu”, Ku Ada di Sini”, “Bukan Untukku”, “Aku Bertahan”, dan “Nada Kasih”.
Seperti Lani, Rio juga menyampaikan kegembiaraan hatinya bisa tampil di PJO. “Prambanan Jazz ini jadi event tahunan, kalau tidak ada Prambanan Jazz belum tentu bisa bertemu dengan teman-teman," katanya.
Ia meyakini walaupun Prambanan Jazz Festival (PJF) 2020 akan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, antusiasme penonton tidak berkurang.
Menurutnya, energi perhelatan tahunan itu tidak pernah surut sebab semua orang pun sudah merindukan PJF yang pelaksanaannya mundur dari 3-5 Juli 2020 menjadi 30 Oktober-1 November2020.
“Prambanan Jazz Online ini sebagai salah satu jawaban dari tantangan itu dengan mengemas konser secara online dan kami juga mengadakan donasi kemanusiaan untuk pekerja event dan seni terdampak pandemi Covid-19,” ujar Anas S Alimi, founder PJF dalam rilis resmi yang diterima Gudegnet, Sabtu (18/7).
Deputi Bidang Produk dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpraf), Ir. Rizki Handayani Mustafa, MBTM menyambut baik Prambanan Jazz Online. Helatan ini memang didukung penuh oleh Kemenpraf.
Pelaku industri kreatif harus tetap berkarya tanpa batas sekalipun industri pariwisata dan industri terimbas pandemi Covid-19. Salah satunya, memadukan kreativitas dan teknologi.
“Konser musik virtual pertama di Indonesia yang dilaksanakan secara langsung dari situs cagar budaya, ini sebagai cara membangkitkan audiens bahwa konser bisa dilakukan di rumah masing-masing. Ini memberi kesempatan kepada pelaku event untuk dapat berkerja kembali,” tutur Rizki.
Ia mengingatkan penyelenggaraan acara tetap harus memperhatikan protokol kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan di era adaptasi kebiasaan baru.
Prambanan Jazz Online mengajak para pemirsa dan masyarakat umum untuk berdonasi kepada para pekerja event terdampak Covid-19, khususnya di wilayah Yogyakarta.
Donasi bisa dikirimkan melalui rekening BRI 0245.0100.2079300 atas nama Syakira Ghyna Rajawali Indonesia Comm. Donasi dibuka mulai 18 Juli sampai 1 November 2020.
Donasi juga bisa dilakukan dengan melakukan preorder Official Merchandise Prambanan Jazz Festival 2020 melalui www.ricomm-merch.id atau IG @ricomm.merch.
Informasi lebih lanjut mengenai Prambanan Jazz Online dan Prambanan Jazz Festival bisa menghubungi hotline di nomor 08222.666.4343 atau website www.prambananjazz.com, media sosial (IG/FB/Twitter) @PrambananJazz.
Kirim Komentar