Gudeg.net—Setelah bulan Juni lalu menelurkan single keduanya, bulan Juli ini Cresensia Naibaho atau akrab dipanggil Ecen menelurkan album cover pertamanya yang diberi tajuk “600’”.
“Album ini diberi judul 600’ yang artinya 600 detik,” kata Ecen saat berbincang dengan Gudegnet via aplikasi pesan WhatsApp pekan lalu.
Ide membuat album ini terbersit saat Ia sedang berkarya membuat album komposisi originalnya. “Tercetus aja pengen bikin album yang berisi lagu berdurasi 1 menit per lagu, tapi kan itu berat yaa hehehe.. akhirnya kenapa gak album cover aja,” ceritanya.
Alhasil, alih-alih membuat lagu dengan durasi satu menit, Ecen mengkurasi lagu-lagu sepanjang satu menit atau 60 detik. Album ini berisikan 10 nomor lagu, hingga muncullah nama album 600 detik tersebut.
Ia mengaku saat berproses membuat album ini ternyata semakin menantang. Ia tidak ingin hanya sekadar memotong lagu karena ia ingin esensi lagu tetap terjaga.
“Mulai dengan googling lagu terpendek di dunia yaitu lagunya (The) Beatles “Her Majesty” yang durasi nya cuma 23 detik, sedangkan misinya kan satu menit. Ada lagu seperti “Blackbird”, Beatles juga yang durasi aslinya lebih dari satu menit, tapi ingin membawakan hanya dalam satu menit,” kisahnya.
Akhirnya lagu-lagu terpilih menjadi isi albumnya saat ini. Rentetan lagu ini diakuinya juga menjadi playlist yang menemani selama pandemi.
Lagu yang akan kita temukan dalam album 600’ ini di antaranya adalah “Her Majesty”, “Twinkle Twinkle Little Star”, “LOVE”, “You Are My Sunshine”, “Blackbird”, “The Lion Sleeps Tonight”, “Waitin in Vain”, dan “Three Little Birds”.
Proses pemilihan lagu dan perekaman, termasuk mixing dan mastering, tergolong cepat, hanya dalam dua minggu saja.
Dalam proses ini, Ecen ditemani oleh Yabes Yuniawan yang tergabung di band yang sama dengannya, Tricotado. Yabes turut banyak memberi andil di album 600’ sebagai pengiring sekaligus operator.
“Untuk kali ini Yabes main gitar, padahal dia bassist. Tapi emang dia multitalent sih, semua alat musik disikat sama dia,” ujar Ecen sambil tertawa.
Dara lulusan ISI Yogyakarta ini mengungkapkan bahwa rekaman ini dilakukan dengan sederhana. Alat seadanya dan direkam di garasi rumah kontrakan Yabes. Terkadang mereka haru re-take atau berhenti karena ada suara teriakan anak kecil atau azan.
Cita-cita album ini pun tidak terlalu tinggi, ia hanya ingin merespon karya dari para musisi yang sudah terkenal dan tetap ingin berkaryadi tengah susahnya situasi.
Untuk dirinya pribadi, menyanyikan lagu orang lain untuk album juga merupakan hal baru. Keinginannya tentu ingin merilis album karya orisinal. Ia menyadari semuanya harus memiliki ‘awal’ dan harus ‘sungkem’ dulu.
“Nah, album ini seperti mengaplikasikan sungkem kepada musisi2 terdahulu kali, ya” kata Ecen.
Album 600’ dapat didengarkan sejak 12 Juli 2020 lalu di berbagai platform digital seperti Spotify dan iTunes dengan nama kanal Cresensia Naibaho. Dokumentasi di belakang layarnya dapat disaksikan di kanal Youtube https://youtu.be/MNHG4aOKGoc
Lahir di Padang, 7 September 1991, Ecen sudah gemar menyanyi sejak kecil. Orang tua Ecen pun memutuskan untuk memberikannya les vokal saat ia duduk di kursi Taman Kanak-kanak (TK).
Sejak TK ia kerap mengikuti kompetisi menyanyi hingga Sekolah Mengah Atas. Ia pun sering dibayar untuk menyanyi di pernikahan.
Tricotado sendiri terbentuk pertama kali dari komunitas grup Jazz Mben Senen dan debut pertama kali di Ngayogjazz 2015.
Meminjam kata dari bahasa Portugis dan Spanyol yang berarti ‘rajutan’, mereka menyatukan perbedaan latar belakang dengan menggunakan jazz sebagai benang merah. Karya mereka kerap memiliki ketukan yang tidak terduga dan dipadu dengan sentuhan musik tradisi.
Kirim Komentar