Gudeg.net- Detik-detik Perayaan Trisuci Waisak 2564 BE tahun 2020 ini diselenggrakan secara daring, eperti yang dilakukan umat Budha di Vihara Karangdjati di Monjali St No.78, Gemangan, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta.
Mengawali perayaan, sejumlah umat menyalakan ratusan lampu minyak di sekitar altar utama dengan patung Buddha Siddhartha Gautama diatasnya.
Umat juga membakar puluhan dupa berukuran cukup besar sebagai pelengkap saat melakukan ritual Pudja Bhakti dan doa Waisak.
Umat yang hadir tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan, memakai masker dan Physical Distancing.
Perayaan detik-detik Waisak 2564 BE di Vihara Karangdjati dipimpin oleh Pandita Muda Totok Tejamano dan dilakukan secara daring melalui platform Youtube dan Instagram.
“Tahun ini kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19 karenanya kami rayakan dengan sistem online yang dilakukan secara siaran langsung atau live kepada para umat Budha,” ujar Pandita Muda Totok Tejamano seusai perayaan detik-detik Waisak, Kamis (8/5).
Pandita Totok menjelaskan, Waisak sistem online ini dipilih karena sesuai dengan anjuran dari Kementrian Agama RI untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona kepada umat. Dengan sistem online perayaan Waisak dapat diakses seluruh umat Buddha di Indonesia.
“Sistem daring justru dapat lebih luas jangkauannya hingga ke daerah-daerah dan untuk di vihara ini kami memang membatasi umat. Umat yang datang hari ini hanya 5-6 orang saja,” jelasnya.
Tema Nasional perayaan Waisak 2564 BE tahun ini adalah Persaudaraan Sejati Dasar Keutuhan Bangsa.
Pandita Totok menuturkan, dengan tema tersebut diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat saling membantu dan bergotong royong di tengah mewabahnya Covid-19 di Indonesia.
“Seusai detik-detik Waisak tadi, kami mendoakan bangsa Indonesia utuk dapat saling menyemangati agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Dengan bersama-sama kita mampu melewati cobaan hidup ini,” tuturnya.
Perayaan Trisuci Waisak merupakan ritual untuk mengenang kelahiran Sidharta Gautama, waktu Sidharta mencapai penerangan sempurna, dan waktu meninggalnya Sang Buddha.
Kirim Komentar