Seni & Budaya

Pra-event FKY Mulanira #2 ''Nafas Tanafas'' Refleksi pada Hening

Oleh : Trida Ch Dachriza / Senin, 14 September 2020 15:20
Pra-event FKY Mulanira #2 ''Nafas Tanafas'' Refleksi pada Hening

Gudeg.net—Salah satu acara pra-event Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) dilaksanakan hari ini, Senin (14/9), “Nafas Tanafas”.

Acara ini merupakan pertunjukan kolaborasi lintas disiplin seni oleh Jamaluddin Latif (aktor/kreator), Wasis Tanata (drummer/musisi), dan Ismoyo Adhi (fotografer dan visual artist).

Mereka akan berkolaborasi melalui gerak tubuh, bunyi, dan visual di alam imajinasi. Pertunjukan ini dilaksanakan secara daring melalui laman web resmi FKY Mulanira #2 2020, www.fkymulanira.com pukul 16.00 WIB dan dapat dinikmati dengan kamera 360.

Filosofi dari judul “Nafas Tanafas” itu sendiri adalah nafas merupakan rahasia dari semua kehidupan. Jamaluddin Latif menjelaskan, sejak awal penciptaan nyawa, hingga masuk kedalam rahim seorang ibu, kemudian di lahirkan ke dunia, bahkan sampai jasad menyatu kembali ke dalam tanah, nafas menjadi perjalanan dzikir manusia.

Melalui Wasis Tanata, Jamal menjelaskan filsosofi judul tersebut dengan bentuk seperti puisi secara tertulis;

Nafas itu yang keluar masuk dari mulut.
Nufus itu yang keluar masuk dari hidung.
Tanafas itu yang keluar masuk dari telinga.
Ampas itu yang keluar masuk dari mata.
Adapun hidup nafas itu karena ampas
Hidup amfas itu karena tanafas
Hidup tanafas itu karena nufus
Dan hidup nufus itu karena rasa
Adapun letak nafas itu pada mulut
Letak ampas itu pada hidung
Letak tanafas itu pada antara dua telinga

Dan letak nufus pada kolbi.

Sedangkan Wasis lebih berefleksi pada subjudul FKY tahun ini, “akar hening di tengah bising”. Ia berpendapat saat ini kita sedang hidup dalam dunia yang amat riuh. Kita perlu kesadaran dan keikhlasan dalam menerima keriuhan tersebut.

“Kita butuh berdamai dengan carut marut jika ingin mendapatkan keheningan,” ujarnya. Karena itu lah kita butuh untuk belajar dan berusaha mendengarkan.

Sebelum pandemi melanda pun, Jogja sangat sering mengadakan perayaan seni, festival, dan panggung-panggun hiburan lainnya.

Keriuhan ini tidak diimbangi dengan edukasi untuk publik. Sebagian besar diadakan untuk kepentingan bisnis saja, tanpa memberi dampak positif untuk masyarakat.

Menurut Wasis, hal tersebut merupakan ‘kebisingan’ dalam bentuk lain. “Sekarang ini di tengah pandemi, kita bisa mengurangi kebisingan tersebut dengan memahami ‘akar dari hening’,” tutup Wasis.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini