Gudeg.net - Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (MIK UAJY) bekerja sama dengan Yeureka Edukasi Cipta (YEU) mengadakan talkshow daring bertajuk “From Body Shaming to Body Proud”, Sabtu (30/1). Talkshow ini antara lain membahas mengenai body shaming yang terjadi di media sosial.
Talkshow tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Made Ayu Wahyuning Prativi (Psikolog Klinis) dan Dr. Yoseph Bambang Wiratmojo, S.Sos (Dosen FISIP UAJY) dengan moderator oleh Sherley Esperansa C., S.I.Kom. Selain itu, talkshow ini juga menghadirkan juru bahasa isyarat untuk membantu peserta berkebutuhan khusus.
Ayu mengatakan, body shaming bisa dirasakan oleh siapa saja, tidak memandang standar kecantikan masyarakat.
“Orang yang dianggap cantik atau ganteng pun tetap bisa terkena body shaming, karena banyak juga ungkapan seperti: dia cantik tapi sayang ya kurang pintar,” ungkap Ayu dalam keterangan tertulis, Senin (1/2).
Sementara itu Bambang dalam presentasinya menyoroti tentang body shaming yang terjadi di media sosial. Ia memaparkan, dalam hal ini terdapat tiga peran di media sosial, yakni pelaku body shaming yang mengungkapkan lewat kometar di media sosial, korban, serta audiens yang biasanya melakukan aksi memberi tanda suka (like), me-retweet, dan lain-lain.
“Banyak orang yang melakukan body shaming di media sosial karena sekarang media sosial bisa bersifat anonim sehingga orang cenderung lebih berani,” ucapnya.
Dampak psikologis dari body shaming terhadap korban dapat sangat serius di antaranya perubahan sikap seperti mudah marah, tersinggung, cemas, malu, pendiam, mengisolasi/ menarik diri dari lingkungan, menuntut diri lebih, diet ketat, mudah membenci diri sendiri dan perasaan sedih berkepanjangan.
Menurut Ayu, body shaming membuat korban menjadi pelaku body shaming karena adanya motif dendam. Pada akhir materi, Ayu mengajak peserta talkshow untuk selalu berpikiran positif dan menerima diri sendiri.
Kirim Komentar