Gudeg.net - Seniman Ahmad Sobirin, Basrizal Albara, Nugroho, Purwanto, dan Robert Nasrullah yang tergabung dalam kelompok Hidup menggelar pameran bertajuk “Hidup 1”. Pameran ini berlangsung di Parak Seni, Bodeh, Ambarketawang, Gamping, Sleman, 16 Maret-16 Mei 2021.
Kelima seniman tersebut terdiri dari tiga pematung dan dua pelukis.Tiga pematung tersebut yakni Basrizal, Nugroho, dan Purwanto, sedangkan Ahmad Sobirin dan Robert Nasrullah adalah pelukis.
Ahmad Sobirin antara lain memamerkan "Flow" dan "Soldier". Mikke Susanto, penulis pameran, mengatakan, kedua lukisan tersebut memiliki gaya yang unik.
Mikke mengatakan, kedua lukisan tersebut bertekstur nyata, tebal, bahkan melampaui ketebalan lukisan Affandi. "Flow" dan "Soldier", menurut Mikke, dapat diterjemahkan sebagai bentuk implementasi simbolik tentang perjalanan manusia saat ditekan dan dirongrong oleh masalah.
"Apa sesungguhnya yang ditawarkan Sobirin pada kita adalah tajuk jalan hidup manusia tak selalu lurus dan halus, lebih banyak liku, kasar, bergeronjal, dan penuh ujian," kata kurator seni rupa tersebut dalam katalog pameran.
Sementara itu, Nugroho menghadirkan karya dengan medium batu andesit. Dua karyanya, Mijil dan All Mercy Full, kata Mikke merupakan ungkapan spirit Nugroho.
Seperti dalam tembang Macapat pada umumnya, Mijil diselaraskan dengan warak asih (kasih sayang) dan tresna (cinta). "Jadi jika dikolerasikan dengan visualisasi patung yang dikerjakaannya, ada rasa dan keserasian sifat Mijil yang luwes dan bergerak pelan," kata Mikke.
Sementara itu kolektor Oei Hong Djin dalam sambutannya saat pembukaan mengatakan, "Saya kan tahun-tahun ini selalu menggembar-gemborkan seni rupa masuk desa. Inilah ciri khasnya, yang saya maksud seni rupa masuk kampung".
Hong Djin menambahkan, saat ini terdapat banyak pertanyaan tentang hidup, seperti apa itu hidup, bagaimana kita harus hidup, siapa yang memberi kita hidup, apa yang berhak mengatur hidup kita, termasuk siapa yang berhak bercerita tentang hidup.
Lukisan abstrak, menurut Hong Djin sangat erat hubungannya dengan hidup. "Jadi ternyata ndak usah jadi setua saya untuk bisa memahami ini. Seniman nom-nom (muda-muda) ini juga sudah tahu tentang makna hidup, itu ilusi, itu abstrak yang ingin kita capai. Mudah-mudahan omongan pendek ini bisa menginspirasi para seniman untuk mbikin lukisan abstrak yang lebih bagus," tuturnya.
Kirim Komentar