
Ini adalah sisi lain dari proses kerja kreatif pematung. Pameran patung yang bertajuk "Unfold" ini menampilkan karya-karya pematung yang tergabung dalam Asosiasi Pematung Indonesia (API) Yogyakarta. Pameran ini hendak menampilkan karya-karya pematung yang terkadang dihadapkan pada pilihan untuk menciptakan karya pribadi yang merupakan ekspresi personal atau menciptakan karya publik yang didasarkan pada keinginan dari publik atau pemesan.
80 karya pematung yang dipamerkan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) ini melibatkan 11 seniman patung yang memang sudah punya jam terbang yang tinggi. Dunadi, Edhi Sunarso, Hedi Hariyanto, Ichwan Noor, Kasman KS, Komroden Haro, Pramono Pinunggul, Syahrizal Koto, Win Dwi Laksono, Yul Hendri dan Yusman adalah seniman patung yang turut serta dalam pameran yang diadakan pada tanggal 18-26 Desember 2008 ini.
Pameran patung ini dikuratori oleh Anusapati, Eko Prawoto dan Samuel Indratma. Menurut Anusapati pematung sering bergulat dengan dua penciptaan yaitu penciptaan karya pribadi dan karya-karya yang bersifat "pesanan". Pada kenyataannya banyak pematung yang memilih kedua-duanya.
Di dalam mengerjakan karya-karya pribadi, seniman patung mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk mewujudkan gagasan-gagasannya. Sedangkan ketika mengerjakan karya-karya pesanan, akan banyak faktor-faktor yang dipertimbangkan karena ini merupakan kolaborasi dua pemikiran yang berbeda.
Sementara itu menurut Eko Prawoto keberadaan monumen di kota adalah bagian dari pembentukan citra kota. Nilai kehidupan kota adalah objek perencanaan dan perancangan kota. Untuk mewujudkannya maka diperlukan media ungkapan. Monumen besar ataupun monumen kecil dapat dipakai untuk menyampaikan "pesan universal" kemanusian yang sering diidamkan pematung.
Kirim Komentar