Gudeg.net- Proyek seni patung ruang publik Jogja Street Sculpture Project (JSSP) #3 2019 akan kembali digelar pada bulan Novemeber 2019 mendatang dengan menghadirkan karya seniman patung Yogyakarta dan sejumlah daerah di Indonesia.
Proyek seni patung dua tahunan ini akan menjadi platform intervensi artistik bukan semata menambah keindahan ruang, namun juga diikhtiarkan sebagai medium pemantik kesadaran masyarakat akan dinamika sosial yang terjadi.
Hal itu disampikan Rosanto Bima Pratama Ketua Organizing Committee JSSP pada saat menggelar konferensi pers JSSP #3 di Tiforti Art Space daerah bilangan Timoho, Kamis (17/10).
Bima mengatakan, gelaran JSSP pada tahun ini mencoba untuk menawarkan gagasan – gagasan yang lebih konstruktif dan menyentuh ruang gerak masyarakat.
“Dengan berinterkasi langsung dengan masyarakat melalui kerja seni kolaboratif-partisipatoris, sehingga kontribusi seni lebih nyata untuk menyentuh jantung dinamika masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Bima juga menjelaskan, JSPP #3 ini akan dihelat pada tiga lokasi yang berbeda diantaranya Gumuk Pasir Parangtritis, Monumen Serangan Oemoem 1 Maret atau seputar Titik Nol Yogyakarta dan Area Kinahrejo (Pertigaan Ngangkrak), Cangkringan,Sleman.
“Ketiga lokasi tersebut dipilih karena mengacu pada konsep Sumbu Filosofis dan Garis Imajiner D.I. Yogyakarta yang ditafsir secara spasial, dimana elemen Gunung Merapi hingga Laut Selatan,” jelasnya.
Jogja Street Sculpture Project (JSSP) #3 2019 mengangkat tema Pasir Bawono Wukir yang dapat diartikan sebagai letak dari tiga lokasi pameran JSSP.
Kurator JSSP #3 Soewardi menuturkan, JSSP merupakan kegiatan pameran patung publik jadi berada di luar ruang, bukan di galeri.
“Para seniman patung diminta untuk mengisi ruang publik karena poros tata ruang Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keistimewaan berupa garis imajiner yang masih satu garis lurus, terbentang dari laut selatan, Keraton, hingga Gunung Merapi,” tuturnya.
JSSP #3 memang dibuat secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana nantinya akan ada puluhan patung yang akan diletakan secara tersebar di tiga titik lokasi pameran. Dan keseluruhan patung akan dibuat dengan tujuan agar dapat menciptakan efek keberlangsungan dan kegunaan bagi masyarakat.
Diharapkan pameran ini dapat menunjang daya tarik bagi wisatawan seperti yang akan diletakan di sekitar Gumuk Pasir, Titik Nol dan Cangkringan.
“Jadi patung-patung yang akan dipamerkan nantinyan akan menjadi pelengkap dari daya tarik sejumlah tempat wisata yang berada di tiga titik tersebut. Tidak hanya berfungsi secara seni namun pameran ini juga akan menjadi penarik wisatawan yang berkunjung,” ungkap Kris Budiman yang juga menjadi salahsatu Kurator JSSP #3.
Sebagai penunjang kegiatan pameran patung JSSP #3 ini akan diadakan berbagai agenda menarik diantaranya, Seminar, Workshop, Artist Talk, Pertunjukan Ruang Publik, Lomba Foto Instagram, Lomba Preview Blogger, dan Sclupture Performing Art.
Keseluruhan agenda kegiatan akan berlangsung mulai 17 November 2019 sampai 10 Desember 2019 mendatang. Untuk Opening Ceremony akan dilaksanakan di pada 17 November 2019 di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Konferensi pers JSSP #3 juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho.
Kirim Komentar