Gudeg.net—Setelah berlangsung selama sebulan, Jogja Street Sculpture Project (JSSP) #3 ditutup dengan closing ceremony di Pendhapa Art Space, Selasa (10/12).
Secara simbolis, pameran patung ini ditutup dengan penyerahan buket bunga dari Dunadi selaku perwakilan Asosiasi Pematung Indonesia (API) kepada Yuliana Eni Lestari Rahayu, Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“JSSP #3 telah terlaksana dengan baik dan lancar dan melalui proses panjang selama delapan bulan. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja keras dari seluruh pihak,” ungkap Eni, panggilan akrab Yuliana Eni Lestari Rahayu.
Menurutnya, kegiatan JSSP menjadi daya tarik wisata untuk masyarakat di lokasi karya ditempakan di titik strategis pariwisata. Patung-patung karya seniman sangat ikonik dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat yang melihatnya.
Workshop membuat patung disambut baik oleh warga sekitar Gumuk Pasir dan Merapi dan berdampak positif.
“Harapannya JSSP selanjutnya pada tahun 2021 bisa berada di desa budaya,” ungkap Eni lebih lanjut. Sampat berita ini turun, terdapat 56 desa budaya dan 20 desa mandiri budaya di DI Yogyakarta.
Sedangkan Rosanto Bima Pratama, Ketua Panitia JSSP #3 berharap JSSP akan menjadi lebih baik. Pameran patung menjadi inspirasi masyarakat di Area Gumuk Pasir dan Merapi untuk menarik wisatawan datang berkunjung dan inovasi lokasi wisata.
Ia berharap terjadi regenerasi seniman muda dan bisa merambah kancah internasional. “Semoga JSSP selanjutnya bias bekerjasama dengan API dalam merumuskan program kebudayaan dan melahirkan karya yang bagus,” ujar Rosanto.
JSSP adalah proyek seni patung di ruang publik yang hadir sebagai bentuk kontribusi pematung atas perkembangan dinamika ruang hidup masyarakat.
JSSP #3 2019 mengusung tema “Pasir Bawono Wukir” yang merespons garis imajiner dan sumbu filosofis Yogyakarta.
JSSP #3 telah melaksanakan berbagai program yaitu pameran maket, pemeran utama karya patung di tiga tempat Gumuk Pasir, kota, dan Merapi yang melibatkan 33 seniman patung nasional dan Malaysia.
Kegiatan lain adalah workshop membuat patung di Gumuk Pasir dan Merapi, Tour Kamisan, performing art ruang publik merespons patung karya seniman, artis talk bersama pematung, seminar, dan lomba foto dengan like terbanyak di instagram.
Gagasan-gagasan kontemporer dalam JSSP secara sadar telah memproduksi generator kreativitas bagi tumbuhnya berbagai persepsi publik yang cerdas terhadap ruang hidupnya.
Lahirnya kesegaran interpretasi kreatif ini menjadi passion bagi JSSP untuk merevitalisasi peran strategis ruang publik sebagai laboratorium seni dan kreativitas.
Kirim Komentar