Seni & Budaya

Popeye Berbaju Lurik Bergaya di Titik Nol

Oleh : Rahman / Senin, 18 November 2019 16:05
Popeye Berbaju Lurik Bergaya di Titik Nol
Warga melintasi patung animasi tokoh kartun Popeye dari pameran Jogja Screet Sclupture Project (JSSP) ke-3 di Kawsan Titik Nol Ygyakarta,(18/11)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Patung tokoh kartun animasi Popeye mengenakan baju lurik karya dari Yana Wiyatna Sucipto terpajang di depan Kantor Pos Besar Kawasan Titik Nol Yogyakarta, Senin (19/11).

Patung dengan tinggi sekitar 3 meter tersebut merupakan bagian dari 12 karya dari pameran akbar seni patung ruang publik Jogja Screet Sculpture Project (JSSP) ke-3.

Organizing Committee, Rosanto Bima Pratama mengatakan, gelaran JSSP pada tahun ini ingin menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Berbudaya dengan seni patung.

“Dengan JSSP kami ingin membudayakan kembali seni patung yang sempat meredup di Yogyakarta, tujuannya agar seni patung dapat masuk dan dekat dengan masyarakat,” ujar Rosanto Bima Pratama.

Rosanto menuturkan, gelaran seni patung ruang publik ini sebagai bentuk kontribusi pematung atas perkembangan dinamika ruang hidup masyarakat. Ruang publik merupakan tempat yang tepat untuk mempublikasikan karya-karya dari ratusan pematung yang berasal dari dalam maupun luar Yogyakarta.

JSSP memamerkan sekitar 33 patung yang terbagi di tiga lokasi yang berbeda diantaranya Gumuk Pasir Parangtritis, Kota Yogyakarta dan Cangkringan Sleman.

“Ketiga lokasi tersebut masuk ke dalam garis imajiner Yogyakarta yang saling berhubungan dan merupakan lokasi wisata dengan kunjungan wisatawan tertinggi,” tuturnya.

JSSP #3 yang merupakan hasil kerjasama antara Asosiasi Pematung Indonesia (API) dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini mengangkat tema Pasir Bawono Wukir.

Pembukaan JSSP #3 diselenggarakan di Monumen Serangan Oemoem Satu Maret pada Minggu (17/11) dengan menampilkan sejumlah atraksi kesenian di antaranya Tari Sekar Pudyastuti, Flashmob Wedha Trisula, Performing Sculpture dan lainnya.

Salah satu pematung Ali Umar mengungkapkan, seniman patung diharapkan dapat lebih aktif agar mendapat dukungan dari Pemerintah DIY maupun Kabupaten.

“Seniman patung tidak hanya berurusan dengan medium akan tetapi juga dapat berkontribusi untuk menyumbangkan pikiran dan karya terutama pada daerah tertentu yang dapat berfungsi sebagai penarik wisatawan,” ungkapnya.

JSSP yang berlangsung hingga 10 Desember 2019 ini akan diisi dengan sejumlah kegiatan di antaranya diskusi karya, workshop edukasi bagi masyarakat, tour kamisan, performing art dan aneka perlombaan.

Area display JSSP #3 di Gumuk Pasir menampilkan 13 karya patung di antaranya berasal dari Kelompok Ali dan Agung, Dunadi, Edi Priyanto, Kelompok Mata Air, Mata Kayu, Kelompok Tani Rupa dan lainnya.

Area display di Kota Yogyakarta menampilkan 12 karya patung yang terletak di Titik Nol, Jalan  Pangurakan, dan Gondomanan. Karya berasal dari Ahmad Chotib Fauzi, Lelompok Klinik, Art Studio, Win Dwi Laksono, Rosli Zakaria dan lainnya.

Sedangkan area display di Cangkringan Dusun Petung terdapat delapan karya patung yang berasal dari Kleompok API Jakarta dan Yogyakarta, Kelompok Mata Air, Ronny Lampah, Agung Suryanto dan lainnya.

JSSP #3 diharapkan dapat melahirkan proses interaksi terhadap konsep karya, lokasi dan dampak sosial. Selain itu juga dapat merangsang eksplorasi gagasan, material dan karakteristik ruang bagi para seniman patung.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini