Gudeg.net—Sejak lahir, manusia diukur dari tonggak capaian yang telah ia lewati. Saat bayi, tonggak capaian tersebut berupa usia berapa bisa berguling, merangkak, berjalan, berbicara, dan seterusnya.
Dalam profesi, tonggak capaian dilihat berdasarkan kenaikan jabatan, kenaikan pendapatan, ekspansi usaha, atau mungkin dari seberapa jaringan yang dipunyai seseorang. Bagi seniman, tonggak capaian diukur dari karya.
Pameran lintas kota, “The Milestone” berusaha mengambil intisari dari tolok ukur capaian bagi 11 seniman Indonesia. Pameran ini diselenggarakan oleh LabX Gallery yang bekerja sama dengan Artotel Group.
‘Milestone’ yang dijadikan judul sekaligus tema pameran ini, diartikan sebagai karya penting atau karya bersejarah dari masing-masing seniman selama berkarya dan berkarir di blantika dunia seni. Tonggak bukan puncak. Masih panjang perjalanan seniman-seniman ini untuk berkarya.
“Karya titik puncak bukan berarti karya yang sangat terbaik, tetapi kami sebagai seniman pastinya berusaha selalu membikin yang baik. Bisa jadi nantinya itu (karya) akan menjadi yang terbaik,” ujar Bahaudin, salah satu seniman pendukung saat pembukaan pameran di Artotel Yogyakarta, Kamis (25/3).
Mejurut persepsinya, jika disebut sebagai puncak, maka setelah puncak adalah jatuh. Ia tidak ingin berpikir sejauh itu. Saat ini adalah untuk saat ini. MA Roziq dan David Rivaldo yang juga hadir memiliki pendapat yang serupa.
Sebelas seniman lokal dipilih untuk menyerahkan dua karya. Masing-masing dipamerkan di Artotel Yogyakarta dan Artotel Thamrin, Jakarta. Pameran dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan dilakukan serentak di kedua hotel. Sandiaga dan pihak-pihak yang terlibat terhubung secara virtual.
Kesebelas seniman tersebut adalah Aly Waffa, AT Sitompul, Bagus Triono, Bahaudin, Choirudin, David Rivaldo, Imelda Adams, Kadafi GK, Lucia Hartini, MA Roziq, dan Valentino Febri. Masing-masing memiliki gaya yang berbeda dalam menyampaikan pesannya melalui karya.
Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, founder LabX Gallery menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi perupa yang sangat besar. Karya milik perupa Indonesia tidak kalah dengan perupa internasional hanya membutuhkan dorongan untuk memiliki platform yang dapat dijamah pasar internasional.
“Dengan adanya LabX Gallery ini bagaimana kita bisa mengangkat perupa, at the same time, juga melakukan kolaborasi-kolaborasi baru yang fresh,” ujarnya.
Salah satu proyek di masa depan LabX Gallery adalah kolaborasi dengan jenama fashion seperti sepatu, apparel, tas, dan lainnya. Hal ini menurut Shinta, adalah langkah awal yang sesuai dengan visi dan misi LabX Gallery untuk mengangkat seni rupa lokal agar dilihat oleh pasar global.
Dihubungi Gudegnet setelah pembukaan pameran, Shinta mengungkapkan bahwa kesebelas seniman ini dipilih karena dianggap sesuai dengan misi LabX dan memiliki potensi untuk go international.
“Tema ini (Milestone) ini pas dan sesuai dengan proses berkesenian mereka selama ini,” ujar Shinta.
Pameran “The Milestone” dilaksanakan di Artotel Yogyakarta dan Artotel Thamrin, Jakarta pada tanggal 25 Maret-25 Mei 2021. Pameran dilaksanakan dengan prokes ketat, jadi jangan lupa untuk memakai masker setiap saat, mensterilkan tangan dengan mencuci atau hand sanitizer, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Kirim Komentar