Gudeg.net—Penyebaran Covid-19 yang masif telah membuat industri pariwisata ketar-ketir. Larangan mobilisasi, kerumunan, dan imbauan menjaga jarak seolah menjadi vonis mati suri bagi industri yang tergantung pada manusia ini.
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman di tahun 2020 turun hingga 60 persen. Pada tahun 2019, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman sebanyak 10 juta wisatawan, sedangkan pada tahun 2020, kunjungan wisatawan hanya empat juta wisatawan saja.
Keberhasilan wisata tidak lagi bisa diukur dari seberapa banyak mobilisasi massa ke Kabupaten Sleman. Dinas Pariwisata (Dinpar) memiliki strategi agar industri ini tidak mati suri terlalu lama.
“Dulu indikator pariwisata sukses dari kunjungan, kedua length of stay (LoS). Sekarang di masa pandemi, kami mengarah ke quality tourism,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suci Iriani saat ditemui di Hartono Mall, Rabu (31/3).
Ia menjelaskan, dari quality tourism indikatornya adalah berapa yang dibelanjakan. Menurutnya, jumlah wisatawan yang banyak tidak lagi relevan, malah berpotensi menciptakan klaster Covid-19 baru.
“Kita lebih ke arah kelompok-kelompok kecil, biar tetap jalan. Kalau sama sekali tidak jalan nanti ekonominya kan gak jalan. Jadi sama-sama, living with harmony with covid,” ujar Suci.
Sebelumnya saat kunjungan Bupati ke Dinas Pariwisata Kamis (18/3), Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan agar sektor pariwisata di Sleman mulai bangkit pada tahun 2021 ini. Sektor pariwisata menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman sebesar 25 persen.
Menurutnya, diperlukan inovasi untuk lebih mengangkat pariwisata di Kabupaten Sleman. Ia juga berharap sektor pariwisata terus berkolaborasi dengan sektor lainnya guna menggali potensi untuk dikembangkan ke depan.
Kirim Komentar