Gudeg.net—Menggerakkan roda ekonomi pariwisata nampaknya bisa digencarkan melalui promosi Yogya sebagai tujuan pernikahan, atau Yogya Wedding Destination.
Tazbir Abdullah, konsultan dan pengamat pariwisata, menyampaikan pendapatnya mengenai gerakan ini.
“Salah satu cara menggerakkan ekonomi pariwisata adalah dengan memajukan destinasi dengan branding, dengan image-image yang bagus. Salah satunya wedding destination,” ujar Tazbir pekan lalu di jumpa media “Sheraton Jogja Wedding Destination”.
Menurut Tazbir, bisnis pernikahan di Yogya memiliki potensi yang luar biasa karena Yogya merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki segalanya, mulai dari kebudayaan hingga alam.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi DIY ini sangat mengapresiasi langkah Sheraton atas keberaniannya untuk mengusung kampanye ini.
“Walaupun beliau berinisiatif (mulai) di Sheraton, tetapi yang dijual Yogya. Gak mungkin beliau mencakup semuanya. Kita mulai dari Sheraton, tapi kita jual Yogya ke seluruh Nusantara,” ujarnya lagi.
Sebelum pandemi, menurut Tazbir, industri pariwsata Yogya memang sedang menggalakkan promosi yang terkait industri pernikahan dan mengawinkannya dengan industri pariwisata.
Spot-spot untuk foto pre-wedding seperti misalnya Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, maupun Pantai Selatan sedang sering dipromosikan sampai ke luar negeri.
Salah satunya dengan menawarkan paket pernikahan berlatar Candi Prambanan ke pasar pernikahan di Rusia. Walaupun menikahnya dilaksanakan di Rusia, paket ini menawarkan semacam ‘reka ulang’ pernikahan tersebut dengan latar belakang candi.
“Wedding itu dampaknya luar biasa. Makanan, minuman, percetakan, suvenir, tata rias, prewed, luas sekali. Multiply-effect-nya luar biasa. Sekarang ini dengan segala keterbatasan, pemerintah membuka asal patuh protokol,” ujar Tazbir lagi.
Ia juga menyampaikan bahwa Yogya hidup dari tiga pilar; pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata. Ada juga pariwisata dan pendidikan berbasis kebudayaan. Menurutnya, ini potensi ekonomi utama yang harus digerakkan di Yogya.
“Sudah cukup kita mengeluh, jangan lagi mengeluh. Pandemi sudah ada yang ngurusin. Sekarang bagaimana kita berpikir menggerakkan ekonomi, khususnya ekonomi pariwisata,” kata Tazbir.
Kirim Komentar