Gudeg.net—Memperingati Hari Tari Sedunia yang jatuh pada 29 April, Solidaritas Seniman Tari Yogyakarta mengadakan acara “Jogja Joged” atau “JOGed”.
Di acara ini akan ada setidaknya 20 orang penari utama, dan penari tambahan/simpatisan yang akan menari di Alun-alun Kidul Keraton Yogyakarta.
“Kami berpikir bahwa ini momentum untuk kembali bangkit yang lebih dari satu tahun bisa dikatakan vakum dalam berproses kreatif secara kolektif,” ujar Acun Kuncara Dewa, Ketua Pelaksana JOGed 21 saat dihubungi Gudegnet, Kamis (22/4).
Kegelisahan inilah yang menghasilkan gagasan untuk mengumpulkan seniman-seniman tari yang ada di Yogya untuk mengadakan kegiatan ini.
JOGed atau Jogja Joged sendiri memiliki makna bergerak berirama. Jogja harus bergerak. Tidak sendiri, tetapi secara bersama dan berirama untuk Jogja maju.
Acara ini dilaksanakan untuk para seniman tari, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuka bagi masyarakat umum yang ingin berpartisipasi.
“Monggo saja kita terbuka, karena ini acara baru pertama kali jadi secara konsep memang kami masih mencari yang pas untuk ke depannya,” ujar Acun lagi.
Untuk konsep tari tahun ini, pelaksana mengangkat ruang tradisi klasik. Tarian yang akan ditarikan adalah “Tari Klana Topeng”.
Tarian ini dipilih karena merupakan tarian rakyat kecil, yang kemudian diangkat menjadi tarian keraton. Namun, saat diangkat menjadi tari keraton, tarian ini mengalami beberapa penyesuaian secara estetika.
“Dari peristiwa ini, bisa kita katakan pengaplikasian tahta untuk rakyat, manunggaling kawula lan gusti,” jelasnya. Korelasi sejarah tarian dengan acara menari bersama ini adalah konsep “Manunggal” kebersamaan.
Latihan dilakukan di tempat masing-masing penari dengan mengikuti video tutorial yang dikirimkan panitia. Sedangkan untuk penari simpatisan dapat melihat video yang akan ditayangkan di akun media sosial JOGed 21, @joged_jogjajoged.
Kirim Komentar