Gudeg.net—‘Avara-Kadvra’ memiliki arti harfiah ‘let the thing be destroyed/biarkan benda itu hancur’. Kata ini merupakan bahasa aramik/aram.
Seniman kolektif, Selatan Klub, memaknai kata ini sebagai sebuah mantra yang dapat mewujudkan hal yang mustahil.
"Pameran ini kita sepakati sebagai mantra. Seniman itu, kan, seperti tukang sihir. Kita bisa menggunakan kuas, pemikiran dengan media lukis kita wujudkan apa yang ingin kita sampaikan," ujar Yula Setyowidi, salah satu dari tujuh seniman yang berpameran saat diwawancara di sela-sela pembukaan pameran, pekan lalu.
Istilah yang juga terkenal sebagai 'abrakadraba' tersebut juga populer di kalangan pesulap. Mereka menggunakan mantra tersebut dengan tujuan memukau penonton.
Meyakini fantasi dan imajinasi yang mustahil diwujudkan, dapat menjadi kenyataan lewat trik-trik sulap. Selatan Klub sepakat menggunakan istilah “Avra-Kadavra” sebagai titik awal untuk memperkenalkan karya kepada publik.
Hal ini terlihat dari karya-karya yang ditampilkan para seniman ini, yaitu 17 karya seni lukis yang dibuat dari keajaiban warna dan kreativitas masing-masing dari mereka.
Selatan Klub merupakan wadah bagi seniman untuk mengembangkan karya seni melalui kolaborasi. Pameran karya seni ini menampilkan tujuh seniman dari berbagai daerah dan latar belakang yang memiliki keunikan dan keajaiban masing-masing.
Mereka adalah Andi Acho Mallaena, Galieh Wicaksono, Krismarliyanti, Rawraw, Tehato, Wisnu Aji Kumara, dan Yula Setyowidi.
“Berharap pameran seni kali ini dapat menjadi wadah untuk berkarya dan membantu membangkitkan kembali industri kreatif khususnya di Yogyakarta,” ujar Tuning Mamiek, General Manager Artotel Yogyakarta.
Pameran ini dapat disaksikan secara gratis di lobi Artotel, Jalan Kaliurang, hingga 27 Juli 2021 mendatang.
Kirim Komentar