Gudeg.net- Tingginya permintaan akan plasma konvalesen membuat Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta menambah lima mesin donor plasma konvalesen.
Dengan adanya penambahan tersebut, maka kini PMI Yogyakarta memiliki enam mesin plasma konvalesen bernama Apheresis. Plasma konvalesen dibutuhkan oleh orang yang menderita Covid-19 untuk digunakan sebagai terapi penyembuhan dan pemulihan.
“Permintaan akan konvalesen akhir-akhir ini cukup tinggi, sedangkan dengan satu alat hanya bisa menghasilkan sekitar 50 persen dari keseluruhan permintaan,” ujar Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Yogakarta, dr Diah Nurpratami saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (4/8).
Diah menjelaskan, hingga akhir bulan Juli 2021 lalu, permintaan akan plasma konvalesen berjumlah 1.782 kantong dan yang sudah terdistribusi sebanyak 965 kantong untuk seluruh DIY.
“Yang paling tinggi permintaan itu di bulan Juli, ada sekitar 698 kantong plasma dan hanya 352 kantong yang dapat kami distribusika. Jadi memang dibtuhkan penambahan mesin agar bisa menghasilkan plasma lebih banyak,” jelasnya.
Pendonor plasma konvalesen yang merupakan para penyintas Covid-19 yang telah sembuh saat ini lebih banyak berasal dari lingkungan keluarga.
Proses donor plasma konvalesen dengan menggunakan Apheresis membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam, dimana mesin Apheresis akan hanya mengambil komponen darah yang dibutuhkan, yaitu plasma.
“Dengan mesin itu, komponen darah selain plasma akan dikembalikan kembali ke dalam tubuh dalam satu waktu proses pendonoran,” tambahnya.
Sementara itu dalam keterangan tertulisnya, Ketua Harian Satgas penanganan Covid-19 Kota Yogya, Heroe Poerwadi mengatakan, saat ini semakin banyak masyarakat yang memberi perhatian tentang donor plasma konvalesen.
“Kami akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait donor plasma konvalesen ini dan diharapkan semakin banyak penyintas yang bersedia menjadi pendonor,” ungkapnya.
Dengan metode penyembuhan plasma konvalesen ini diharapkan bisa menumbuhkan semangat bagi warga yang saat ini terpapar Covid-19.
“Menjadi pendonor bisa memberikan arti lebih bagi para penyintas, karena meskipun pernah terkena Covid-19, mereka masih bisa berkontribusi atau berbuat baik untuk orang lain,” pungkasnya.
Kirim Komentar