Gudeg.net – Bertempat di Hotel Tentrem Yogyakarta, Minggu (17/7) malam Lions Club Yogyakarta Tugu Mataram, Lions Club Solo Mustika bersama Yayasan Kanker Anak Indonesia menggelar ‘Miracle Concert for Humanity’. Acara tersebut dalam rangka penggalangan dana untuk anak penderita kanker di Kabupaten Gunung Kidul.
Acara dihadiri GKBRAA Paku Alam X (Istri Wakil Gubernur DIY) yang memberi perhatian pada anak-anak penderita kanker yang ada di Gunungkidul. Karena jaraknya yang cukup jauh untuk pengobatan ke RSUP Dr. Sardjito, salah satunya diperlukan kendaraan (ambulan) untuk operasional pemeriksaan bagi anak-anak penderita kanker.
Menurut data yang dirilis WHO pada bulan September 2018, dengan penanganan yang baik peluang kesembuhan kanker pada anak lebih dari 80 persen. Sayangnya di Indonesia, angka kematian kanker anak mencapai 50-60 persen, yang disebabkan keterlambatan diagnosis, hambatan akses fasilitas pelayanan kesehatan, serta kasus dropout pengobatan akibat kurangnya pengetahuan.
Dalam penyelenggaraan Miracle Concert for Humanity, seluruh tiket terjual akan didonasikan untuk penanganan anak penderita kanker di Kabupaten Gunung Kidul.
Miracle concert for Humanity sendiri menghadirkan dua perform yakni live music dan live painting. Kedua perform dihelat secara bersamaan pada panggung yang sama. Live music Miracle Concert menghadirkan violinist Indonesia kelahiran Jerman Iskandar Widjaja. Dalam penampilannya Iskandar berduet dengan pianis Sirkus Barock Bagus Mazasupa.
“Meskipun instrumentalis, Iskandar Widjaja adalah musisi yang punya tuntutan presisi tinggi dalam detail ekspresi, pengaturan dinamika bunyi dan nafas.” jelas Bagus Mazasupa kepada gudeg.net tentang kesannya saat tampil duet dengan Iskandar, Senin (18/7).
Bagus menambahkan Iskandar juga ekpresif dalam menyanyi, lagu-lagu yang ia tulis sendiri. beberapa diantaranya adalah berjudul "Spirited Away" dan "Love on The Moon". Iskandar menyanyikannya dengan gayanya sendiri, bahkan menyanyinya pun seperti memainkan biola yang tidak bisa dipisahkan antara caranya bernyanyi dan menggesek biola.
Bakat bermain biola Iskandar diturunkan dari kakeknya Udin Widjaja musisi Indonesia yang terkenal pada era Presiden Soekarno. Pada usia sebelas tahun Iskandar diterima menjadi mahasiswa Werner Scholz pada the Hochschule für Musik "Hanns Eisler". Belakangan Iskandar pindah ke the Stern Conservatory of the Berlin University of the Arts untuk belajar bersama Uwe-Martin Haiberg and Ilan Gronich.
Pada akhir tahun 2021 Iskandar terlibat dalam pembuatan video klip lagu berjudul Lir Ilir berkolaborasi dengan KHP Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat melalui Yogyakarta Royal Orchestra.
Dalam hal detail karya dan perform Iskandar dikenal sangat detil dalam membagi parameter dinamika keras lembut bunyi dalam komposisi-komposisinya, terutama dalam range dinamika lembut, antara ppp ( pianisissimo : amat sangat lembut ) hingga mp (mezzopiano : sedikit lembut) tanpa kehilangan gradasinya.
Dalam hal kolaborasi perform, Bagus yang dikenal dengan Musikono -sebuah pertunjukan musik keliling (concert tour) dengan diselingi workshop di sela-sela konser disertai sesi apresiasi dan pengetahuan musik dengan menggunakan terminologi lecture recital- berharap masih di masa datang bisa berkolaborasi kembali dengan Iskandar Widjaja.
“Sebagai pianis, saya seperti menemukan partner yang satu rasa, pengolahan detail dinamika bunyi ini sudah lama saya idam-idamkan, dan sering kali saya praktikkan di gelaran #musikono beberapa tahun lalu. Jadi musiknya Iskandar ini "musikono banget". Semoga Iskandar mau saya ajak keliling desa.” pungkas Bagus.
Kirim Komentar