Gudeg.net—Sejak Selasa (10/8) hingga Rabu (11/8), gempa bumi melanda Gunungkidul sebanyak 21 kali.
Berdasarkan hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diturunkan pada Rabu, pukul 18.20 WIB, gempa bermula pada pukul 05.15 WIB pada hari Selasa sampai dengan hari Rabu pukul 12.57 WIB.
Episenter atau titik gempa berada di laut, tepatnya barat daya Gunungkidul dengan kedalaman kedalaman rata-rata 10 kilometer. Rentetan gempa ini bermagnitudo di kisaran 2,6-4,2 SR.
“Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia menyusup ke bagian bawah lempeng Eurasia,” terang Ikhsan, Kepala Stasiun Geofisika Sleman dalam laporan tertulis yang diterima Gudegnet, Rabu (11/8).
Peristiwa ini menyebabkan adanya pelepasan energi yang merambat ke permukaan bumi sebagai gempa bumi, lanjut Ikhsan.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap meningkatkan kesiapsiagaan, dan jangan mudah terpancing informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
“Hingga saat ini, belum ada satupun negara yang memiliki teknologi untuk memprediksi gempa bumi, baik waktu kejadian, lokasi, dan seberapa besar kekuatan gempa bumi (akan) terjadi,” lanjutnya.
BMKG Stasiun Geofisika kelas I Sleman selalu memonitor kejadian gempa bumi dan memberikan informasi kepada stakeholder dan masyarakat terkait aktivitas gempa bumi di wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya.
Data kejadian gempa bumi di Gunungkidul/via BMKG
Kirim Komentar