Seni & Budaya
Festival Film Sebagai Ruang Dialog
Dengan tujuan untuk menciptakan sebuah ruang dialog bagi keberagaman seksual melalui media seni, Q-Munity menyelenggarakan Q!FFest 2008 di Jogja sejak 20 - 26 april 2008.
"Diharapkan event ini mampu menjadi ruang dialog tentang keberagaman seksual khususnya di Jogja melalui media seni," kata Direktur Festival Q!FFest 2008, Nino Susanto dalam jumpa pers Q!FFest 2008 di Kinoki (18/04).
Selain pemutaran film mainstream, indie, lokal maupun mancanegara, festival ke-4 ini juga akan diisi dengan forum dan workshop tentang isu keberagaman seksualitas dan HIV/AIDS, pameran sastra dan seni komunitas Queer (komunitas q-munity,red), dan lomba karaoke.
Festival film yang sebagian besar terdiri dari film dengan tema keberagaman seksual ini diselenggarakan di lima venue di Jogja yakni Kinoki, Moviebox Gejayan, Lembaga Indonesia Perancis (LIP), Universitas Sanata Dharma, dan V-Art and Gallery Yogyakarta.
Penyelenggaraan festival yang akan memutar sekitar 58 film ini utamanya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran berkenaan dengan isu-isu keberagaman seksual dan HIV/AID, meningkatkan potensi dan kontribusi komunitas "terpinggir" di Yogyakarta, serta mewadahi keberagaman seksual dan toleransi lewat gambaran kehidupan sehari-hari homoseksual lelaki dan wanita, para biseksual, para transgender, heteroseksual, dan ODHA.
Q!FFest berdiri sejak tahun 2005. Pada penyelenggaraannya tahun kemarin ternyata mampu menarik minat banyak penonton dengan dihadiri sekitar 2200 penonton dalam satu minggu penyelenggaraannya. Diharapkan, festival yang tahun ini mengangkat tema "Youth Attack" akan mampu menarik minat penonton yang lebih besar dari penyelenggaraan sebelumnya.
Kirim Komentar