![](/images/upload/demo21mei.jpg)
Unjuk rasa kali ini dilakukan oleh ratusan orang yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Imperalisme (FRAI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia DIY-BEM se-DIY dan Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta yang bertempat di Gedung DPRD Propinsi Yogyakarata, Rabu (21/05).
Dalam aksinya, para demonstran menolak kenaikan harga BBM dengan cara melakukan long march dengan membawa boneka Presiden SBY yang digambarkan seperti babi. Aksi tersebut menuntut penurunan harga sembako, naikan upah buruh, serta pelaksanakan reforma agraria sejati.
Aksi yang berlangsung sekitar 30 menit ini mendapat tanggapan dari ketua DPRD Propinsi Yogyakarta H. Djuwarto yang memberikan dukungan terhadap aksi FRAI dengan menandatangani surat pernyataan dukungan penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM.
"Saya selaku wakil dari DPRD Propinsi Yogyakarta memberikan dukungan penolakan masyarakat atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM" kata ketua DPRD Propinsi Yogyakarta, H. Djuwarto.
Dukungan serupa juga diberikan oleh Wakil Ketua DPRD Yogyakarta, Istianah ZA dengan mempertanyakan alasan kenaikan BBM yang dilakukan akan oleh pemerintah.
"Naiknya harga minyak mentah dunia, otomatis berdampak pada kenaikan pendapatan APBN, jadi tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM" kata Istianah ZA.
Pada kesempatan ini, Istianah juga mempertanyakan komitmen SBY yang sebelumya pernah berjanji untuk tidak lagi menaikan harga BBM hingga akhir jabatannya.
"setelah dua kali menaikan harga BBM tahun 2005, ternyata Presiden SBY ingkar setelah berjanji untuk tidak akan menaikkan harga hingga akhir jabatannya" tambahnya.
Kirim Komentar