
Berkunjungnya Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meutya Hatta dan Menteri Perindustrian, Marie Pangestu ke Yogyakarta (24/05) dalam rangka seminar tentang peran perempuan Indonesia tak dilewatkan oleh Aliansi Mahasiswa Yogyakarta (AMY) yang tediri dari GMNI, MHI, HMI Bulak Sumur, HMI-MPO, PMII, PMKRI, dan GMKI Yogyakarta untuk mempertanyakan keputusan pemerintah menaikkan BBM.
Menurut puluhan pendemo yang datang sejak pukul 10.00 WIB di Monumen Jogja Kembali, tempat seminar diadakan seminar, pemerintah SBY - JK dinilai lebih kejam dari pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Suharto.
Bahkan oleh orator aksi, Wahyu Winarno, pemerintah yang telah menaikkan harga BBM sebanyak dua kali, menurutnya tak memakai otak dalam memutuskan kebijakan tersebut.
"Pemerintahan SBY - JK lebih kejam dari pada pemerintahan Suharto. Pemerintah tak memakai otak ketika memutuskan untuk menaikkan harga BBM yang telah dua kali dinaikkan," kata Wahyu Winarno di depan hadangan aparat kepolisian yang menjaga aksi mereka di Monumen Jogja Kembali (24/05).
Pada kesempatan tersebut, Aliansi Mahasiswa Yogyakarta (AMY) mengajukan empat tuntutan kepada pemerintah yakni cabut kebijakan kenaikan harga bbm, tolak liberalisasi perdagangan, nasionaliasi aset negara, dan hapus hutang luar negeri.
Dalam aksi ini, kelompok mahasiswa sempat bentrok dengan aparat kepolisian yang menjaga keamanan berlangsungnya seminar yang melibatkan dua menteri Kabinet Indonesia Bersatu tersebut. Dari pantauan GudegNet, tiga mahasiswa terluka dalam bentrok tersebut.
Demonstrasi ini adalah reaksi penolakan terhadap pemerintah yang mulai Sabtu (25/05) memberlakukan tarif baru BBM dengan menaikkan harga BBM sebesar 28,7 persen. Dengan kenaikan tersebut, maka harga baru BBM jenis premium yang semula Rp 4.500,00 menjadi Rp 6.000,00 per liter, solar naik dari Rp 4.300,00 menjadi Rp 5.500 per liter, dan minyak tanah naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.300,00 per liter.
Kirim Komentar