Meski tidak secara langsung terimbas oleh dampak kenaikan BBM, hotel di Yogyakarta yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran RI (PHRI) Yogyakarta berencana menaikkan tarif hotel hingga 15 persen mulai bulan Juni ini dalam kisaran 15 - 20 persen.
"Terhitung sejak bulan Juni 2008, PHRI telah mengeluarkan keputusan bagi hotel di Yogyakarta untuk menaikkan tarifnya dalam kisaran 15 - 20 persen per bula Juni 2008," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istijab M Danunegoro kepada GudegNet (02/06).
Besaran tersebut dicapai setelah melalui sejumlah pertimbangan bahwa meskipun kenaikan BBM tidak secara langsung berimbas kepada hotel, namun sejumlah operasional seperti, biaya transportasi, makanan, serta listrik juga telah mengalami kenaikan tarif yang cukup besar.
"Kenaikan ini, meski bukan secara langsung disebabkan oleh kenaikan BBM, namun merupakan imbas dari kenaikan biaya operasional transportasi, makanan, dan listrik yang juga telah naik," katanya.
Mengingat kondisi saat ini yang kurang tepat untuk menaikkan harga, Istijab menyiratkan bahwa PHRI juga akan memperhatikan faktor pasar, dalam hal ini daya beli masyarakat. Jika sekirannya dengan pemberlakukan tarif baru ini akan menurunkan tingkat hunian hotel, maka PHRI akan mengkaji ulang tarif yang telah berlaku.
"Jika nantinya setelah pemberlakuan tarif baru hotel kehilangan tamu, maka tarif tersebut akan dikaji ulang. Intinya kami akan melihat pasar terlebih dahulu," tambahnya.
Oleh Istidjab,kenaikan tarif kamar hotel nantinya akan berkisar sekitar Rp 50.000 untuk semua hotel baik hotel bintang maupun hotel melati. "Kenaikan akan berkisar Rp 50.000 untuk hotel baik hotel bintang maupun hotel melati," pungkasnya.
"Terhitung sejak bulan Juni 2008, PHRI telah mengeluarkan keputusan bagi hotel di Yogyakarta untuk menaikkan tarifnya dalam kisaran 15 - 20 persen per bula Juni 2008," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istijab M Danunegoro kepada GudegNet (02/06).
Besaran tersebut dicapai setelah melalui sejumlah pertimbangan bahwa meskipun kenaikan BBM tidak secara langsung berimbas kepada hotel, namun sejumlah operasional seperti, biaya transportasi, makanan, serta listrik juga telah mengalami kenaikan tarif yang cukup besar.
"Kenaikan ini, meski bukan secara langsung disebabkan oleh kenaikan BBM, namun merupakan imbas dari kenaikan biaya operasional transportasi, makanan, dan listrik yang juga telah naik," katanya.
Mengingat kondisi saat ini yang kurang tepat untuk menaikkan harga, Istijab menyiratkan bahwa PHRI juga akan memperhatikan faktor pasar, dalam hal ini daya beli masyarakat. Jika sekirannya dengan pemberlakukan tarif baru ini akan menurunkan tingkat hunian hotel, maka PHRI akan mengkaji ulang tarif yang telah berlaku.
"Jika nantinya setelah pemberlakuan tarif baru hotel kehilangan tamu, maka tarif tersebut akan dikaji ulang. Intinya kami akan melihat pasar terlebih dahulu," tambahnya.
Oleh Istidjab,kenaikan tarif kamar hotel nantinya akan berkisar sekitar Rp 50.000 untuk semua hotel baik hotel bintang maupun hotel melati. "Kenaikan akan berkisar Rp 50.000 untuk hotel baik hotel bintang maupun hotel melati," pungkasnya.
Kirim Komentar