Sejumlah hotel di Yogyakarta mulai Juni ini akan menaikkan tarif berkisar 10 hingga 15 persen menyusul membumbungnya biaya operasional hotel pasca kenaikan harga BBM.
Krisno Yunanto, marketing Hotel Akur, kepada GudegNet, Senin (02/06) mengatakan, beban operasional paling berat bagi pengusaha hotel kelas melati adalah tarif listrik yang membengkak.
"Jika pada bulan April sebelumnya beban biaya listrik Rp. 9.300.000 per bulan, mulai bulan Mei naik menjadi Rp 14.710.000 per bulan. Untuk itu kami akan menaikkan tarif kamar hotel pada pertengahan Juni nanti, " kata Krisno kepada GudegNet (02/06).
Krisno menambahkan, untuk efisiensi pembengkakan biaya listrik, pihaknya telah melakukan penghematan namun tidak mengurangi pelayanan fasilitas terhadap tamu yang berkunjung.
"Dengan biaya listrik yang sedemikian besar, kami telah mengganti sejumlah lampu lama dengan lampu baru yang lebih hemat energi," tambahnya.
Mengenai tarif hotel, pihak Hotel Akur sendiri tidak sepenuhnya mengikuti rekomendasi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta yakni sekitar 10-15 persen. Tarif baru hotel di jalan Mataram ini akan diberlakukan pada pertengahan Juni mendatang seiring musim liburan sekolah.
"Tarif hotel kami tidak sepenuhnya mengikuti rekomendasi PHRI Yogyakarta, namun akan menerapkan tarif kenaikan reguler hotel kami (per peak season)," imbuhnya.
Krisno Yunanto, marketing Hotel Akur, kepada GudegNet, Senin (02/06) mengatakan, beban operasional paling berat bagi pengusaha hotel kelas melati adalah tarif listrik yang membengkak.
"Jika pada bulan April sebelumnya beban biaya listrik Rp. 9.300.000 per bulan, mulai bulan Mei naik menjadi Rp 14.710.000 per bulan. Untuk itu kami akan menaikkan tarif kamar hotel pada pertengahan Juni nanti, " kata Krisno kepada GudegNet (02/06).
Krisno menambahkan, untuk efisiensi pembengkakan biaya listrik, pihaknya telah melakukan penghematan namun tidak mengurangi pelayanan fasilitas terhadap tamu yang berkunjung.
"Dengan biaya listrik yang sedemikian besar, kami telah mengganti sejumlah lampu lama dengan lampu baru yang lebih hemat energi," tambahnya.
Mengenai tarif hotel, pihak Hotel Akur sendiri tidak sepenuhnya mengikuti rekomendasi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta yakni sekitar 10-15 persen. Tarif baru hotel di jalan Mataram ini akan diberlakukan pada pertengahan Juni mendatang seiring musim liburan sekolah.
"Tarif hotel kami tidak sepenuhnya mengikuti rekomendasi PHRI Yogyakarta, namun akan menerapkan tarif kenaikan reguler hotel kami (per peak season)," imbuhnya.
Kirim Komentar