![Film Laskar Pelangi Film Laskar Pelangi](/images/upload/film_laskar_pelangi.jpg)
"Tekanan dari pembaca buku Laskar Pelangi sangat luar biasa. Mereka keberatan karena telah mempunyai film sendiri di otak mereka. Selain itu mereka skeptis terhadap film Indonesia saat ini, terlebih jika film itu merupakan adaptasi dari sebuah novel," kata Andrea hirata kepada GudegNet sesaat sebelum premier film Laskar Pelangi di Paza Ambarrukmo Yogyakarta (25/09).
Namun setelah rampung diproduksi, Andrea Hirata mengaku kaget dengan film Laskar Pelangi. Menurutnya, Riri berhasil menghembuskan nyawa pada buku Laskar Pelangi ke dalam filmnya.
"Riri sangat luar biasa. Dia berhasil mendapatkan soul dalam film. Hal ini juga didukung oleh faktor lain seperti riset mendalam yang sebelumnya telah dilakukan, teknik sinematografi yang secara eksplisit mampu menyampaikan pesan dari buku, dan kemampuan Riri dalam menghadirkan alur cerita di buku ke dalam film," katanya.
Bahkan penulis yang masih berstatus sebagai karyawan PT Telkom ini tak segan berujar bahwa film Laskar Pelangi merupakan sebuah film terbaik yang pernah dibuat oleh sineas Indonesia. "Film ini adalah salah satu film terbaik yang pernah dibuat oleh sineas Indonesia," ujarnya.
Menurut Andrea, film Laskar Pelangi tak kalah bagusnya dengan novelnya. Bahkan untuk beberapa aspek lebih bagus dari novelnya seperti penciptaan peristiwa baru dan krakter baru yang semakin mendukung cerita di film.
"Film ini sangat sama bagusnya dengan novelnya, bahkan untuk beberapa aspek lebih bagus seperti sejumlah peristiwa dan penciptaan karkter baru seperti pak Bakri dalam film yang semakin mendukung film," katanya.
Sementara itu menurut Lukas (26), salah satu pembaca buku Laskar Pelangi yang turut dalam pemutaran perdana film Laskar Pelangi di 21 Cineplex Plaza Ambarrukmo Yogyakarta (26/09) bersama Sultan, Andrea Hirata, Mira Lesmana, Riri Riza, Zulfanny (Ikal), Verrys Yamarno (Mahar), dan Verdian (Lintang) mengatakan film Laskar Pelangi sama bagusnya dengan filmnya.
"Saya baca novel Laskar Pelangi. Ketika difilmkan, filmya bagus juga, sama bagusnya dengan novelnya, tidak mengecewakan," ujarnya.
Seperti dijelaskan oleh Andrea Hirata jauh hari sebelum film ini diproduksi, film Laskar Pelangi dibuat semata hanya untuk menginspirasi masyarakat yang melihatnya. Mereka akan dapat merasa hebat dan lebih bersyukur setelah melihat film ini, selain pesan utamanya yakni tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
Film Laskar Pelangi adalah film garapan Miles Production dan Mizan Sinema dengan sutradara Riri Riza yang mengisahkan tentang perjuangan tanpa putus asa seorang guru bernama Muslimah (Cut Mini) dan 10 anak didiknya (Ikal, Mahar, Lintang, Kucai, Syahdan, A Kiong, Borek, Harun, Trapani, dan Sahara) dari Sekolah Dasar Muhammadiyah Gantong, Kepulauan Bangka Belitung. Meski pada awalnya hanya dipandang sebelah mata oleh semua orang, mereka akhirnya dapat membuktikan bahwa dalam keterbatansan mereka dapat meraih prestasi. Gedung sekolah berpenyangga kayu -yang akan rubuh jika penyangganya dilepas- akhirnya dapat diakui oleh masyarakat sebagai sebuah sekolah yang mampu menciptakan anak-anak berprestasi seperti Lintang dan teman-temannya.
Musik dalam film Laskar Pelangi digarap oleh pasangan Aksan Syuman dan Titi Syuman. Keduanya mampu menciptakan nuansa pendukung yang apik dalam musik yang mereka ciptakan. Alat musik tabla yang sering terdengar dalam adegan film semakin menghidupkan petualangan Ikal dkk.
Untuk soundtrack film, sebanyak sembilan musisi terlibat yaitu Nidji (Laskar Pelangi), Sherina (Ku Bahagia), Netral (Lintang), Gita Gutawa (Tak Perlu Keliling Dunia), Ipang (Sahabat Kecil), Meng Float (Waltz Musim Pelangi), Garasi (Sahabat), The Bluesbug (Mengejar Harapan), dan Veris a.k.a, mahar & mara karma (Bunga Seroja).
Kirim Komentar