Film "Kantata Takwa" karya sutradara Eros Djarot dan Gotot Prakosa akhirnya berhasil menyabet penghargaan tertinggi , Golden Hanoman yang diadakan pada 9-13 Agustus 2008 di Yogyakarta.
Selain "Kantata Takwa", film "Death In The Land of Enchantos" karya sutradara dari Filipina Lav Diaz juga meraih penghargaan Silver Hanoman sekaligus penghargaan NETPAC Award. Dua film lainnya yakni "Wet Season" karya Michael Tay dari Singapura meraih Blencong Award (short film competition) yang diseleksi oleh juri dari komunitas penggemar film yang terdiri dari Ion Bowo Aji Saputro dan Umi Azizah, dan film "Kantata Takwa" juga mendapatkan Geber Award (film communities award) setelah dipilih oleh juri komunitas Abraham Mudito, Ismail Basbeth, dan Kartika Wijayanti.
Juri JAFF yang tediri dari katinka Van Heeren, Budi Soebanar, dan Dahono Fitiranto memilih film "Kantata Takwa" sebagai pemenang setelah melalui proses diskusi panjang. Sejumlah pertimbangan dari berbagai aspek seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya masing-masing latar film yang ada dipergunakan sebagai acuan selain aspek penyutradaraan, aspek film sebagai teks sebagai interpretasi dan apresiasi, dan aspek audiens sebagai pihak yang menikmati.
"Seluruh kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya tercermin dalam seluruh film yang ada, selain aspek penyutradaraan, aspek film sebagai teks sebagai interpretasi dan apresiasi, dan aspek audiens sebagai pihak yang menikmati. Setelah mempertimbangkan semuanya kami memutuskan untk memilih film "Kantata Takwa" sebagai pemenang JAFF, "kata perwakilan juri JAFF, Budi Soebanar di Jogja FoodFezt (13/08).
Sementara itu juri NETPAC yang terdiri dari Chalida Uaburungjit (Thai Film Foundation), Jajang C. Noer, dan Eric Sasono (Indonesia) memilih film "Death In The Land of Enchantos" sebagai pemenang karena film tersebut bercerita tentang kemanusiaan dalam situasi yang sulit di Asia.
"Kelima film menceritakan tentang bencana alam dan bencana buatan manusia. Tapi ada satu film yang menurut kami luar biasa yaitu "Death In The Land of Enchantos" yang bercerita tentang bagaiman harus mempertahankan kemuanusiaan dalam situasi yang sulit, "kata Jajang C. Noer.
Sebanyak lima buah film dari Asia dikompetisikan yaitu "Kantata Takwa" (Indonesia), Fiksi (Indonesia), "Death In The Land of Enchantos" (Filipina), "Dream From The Third World" (Singapura), dan "Rammi" (Iran-Azerbaijan).
3rd Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2008 adalah sebuah festival film tahunan Asia yang kali ini betemakan "Metamorfosa" yang lebih menyoroti tentang perubahan sosial politik di Asia dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Sebagai penutup festival, film "Tribu" karya sutradara Jim Libiran dari Filipina akan diputar pada hari terakhir festival (13/08) di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mulai pukul 19.00 WIB.
Selain "Kantata Takwa", film "Death In The Land of Enchantos" karya sutradara dari Filipina Lav Diaz juga meraih penghargaan Silver Hanoman sekaligus penghargaan NETPAC Award. Dua film lainnya yakni "Wet Season" karya Michael Tay dari Singapura meraih Blencong Award (short film competition) yang diseleksi oleh juri dari komunitas penggemar film yang terdiri dari Ion Bowo Aji Saputro dan Umi Azizah, dan film "Kantata Takwa" juga mendapatkan Geber Award (film communities award) setelah dipilih oleh juri komunitas Abraham Mudito, Ismail Basbeth, dan Kartika Wijayanti.
Juri JAFF yang tediri dari katinka Van Heeren, Budi Soebanar, dan Dahono Fitiranto memilih film "Kantata Takwa" sebagai pemenang setelah melalui proses diskusi panjang. Sejumlah pertimbangan dari berbagai aspek seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya masing-masing latar film yang ada dipergunakan sebagai acuan selain aspek penyutradaraan, aspek film sebagai teks sebagai interpretasi dan apresiasi, dan aspek audiens sebagai pihak yang menikmati.
"Seluruh kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya tercermin dalam seluruh film yang ada, selain aspek penyutradaraan, aspek film sebagai teks sebagai interpretasi dan apresiasi, dan aspek audiens sebagai pihak yang menikmati. Setelah mempertimbangkan semuanya kami memutuskan untk memilih film "Kantata Takwa" sebagai pemenang JAFF, "kata perwakilan juri JAFF, Budi Soebanar di Jogja FoodFezt (13/08).
Sementara itu juri NETPAC yang terdiri dari Chalida Uaburungjit (Thai Film Foundation), Jajang C. Noer, dan Eric Sasono (Indonesia) memilih film "Death In The Land of Enchantos" sebagai pemenang karena film tersebut bercerita tentang kemanusiaan dalam situasi yang sulit di Asia.
"Kelima film menceritakan tentang bencana alam dan bencana buatan manusia. Tapi ada satu film yang menurut kami luar biasa yaitu "Death In The Land of Enchantos" yang bercerita tentang bagaiman harus mempertahankan kemuanusiaan dalam situasi yang sulit, "kata Jajang C. Noer.
Sebanyak lima buah film dari Asia dikompetisikan yaitu "Kantata Takwa" (Indonesia), Fiksi (Indonesia), "Death In The Land of Enchantos" (Filipina), "Dream From The Third World" (Singapura), dan "Rammi" (Iran-Azerbaijan).
3rd Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2008 adalah sebuah festival film tahunan Asia yang kali ini betemakan "Metamorfosa" yang lebih menyoroti tentang perubahan sosial politik di Asia dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Sebagai penutup festival, film "Tribu" karya sutradara Jim Libiran dari Filipina akan diputar pada hari terakhir festival (13/08) di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mulai pukul 19.00 WIB.
Kirim Komentar