Hiburan

Belajar sambil Bermain Musik

Oleh : Margareta Endah W / Senin, 00 0000 00:00

Siapa bilang pentas orkes musik harus megah dengan lampu warna-warni yang menyorot para pemain? Inilah yang dilakukan Ansambel Musik Anak dan Remaja Indonesia (AMARI) Yogyakarta dalam rangka penutupan Festival Seni Anak 2008. Dengan lampu terang seadanya dan tikar untuk lesehan penonton, AMARI ingin unjuk kebolehan malam itu.

Kamis 6 November 2008 pukul 19.00 WIB bertempat di ruang seminar Taman Budaya Yogyakarta beberapa anak dan remaja berkumpul sambil memegang biola. Ukuran biolanya tak sebesar ukuran biola orang dewasa. Tapi gesekannya semantap gesekan biola orang dewasa.

Tamu undangan tak banyak yang datang. Bisa dibilang, kebanyakan hanya orang tua dari para pemain dan beberapa anak-anak dan remaja. Sedikitnya tamu undangan ini tak membuat kemeriahan malam menjadi luntur. Semua yang hadir menikmati alunan musik sampai akhir acara. Dari tempat duduk, masing-masing orang tua menyemangati anak-anaknya.

Suwe Ora Jamu hadir pertama kali untuk memecah keheningan yang tercipta di ruangan. Aba-aba dari konduktor diikuti oleh para pemain ketukan demi ketukan. Keselarasan Biola, celo, clarinet, drum, bass dan piano sontak menciptakan aura keceriaan anak-anak. Dilanjutkan dengan lagu Padang Bulan dan Cublak-Cublak Suweng yang mengajak penonton menjentikkan jari-jari tangan.

Malam itu, anak-anak AMARI tidak sungkan untuk berbagi dengan penonton. Diwakili oleh Fafan Isfandiar yang menjadi konduktor, AMARI memberikan sedikit pengetahuan tentang alat-alat musik yang dipakai saat itu. "Biola jaman dulu bentuknya belum sebagus sekarang dan tidak ada tempat untuk menyandarkan dagu. Ukuran biola juga disesuaikan dengan ukuran badan si pemakai. Celo dulu belum ada stand-nya sekarang sudah. Clarinet sendiri aslinya terbuat dari kayu, tapi sekarang sudah banyak yang terbuat dari fiber," jelas Fafan sambil memperlihatkan masing-masing alat musik. 

Pelajaran pertama tentang alat musik, usai. Gundul-gundul Pacul dan Jaranan dimainkan untuk kembali menghibur penonton. Dari depan barisan penonton, tampak seorang anak laki-laki meloncat-loncat mengikuti irama musik. Irfan menirukan gaya seorang pemain jathilan yang sedang bermain dengan kuda lumpingnya.

Pelajaran kedua, Fafan mengajak dua penonton berlatih menjadi konduktor. "Konduktor itu ibaratnya adalah supir. Jadi kalau supirnya ngantuk, mobilnya bisa oleng, penumpangnya bakal masuk jurang. Tapi kalau supirnya nggak ngantuk, mobilnya jalannya bisa lancar, penumpangnya bakal senang. Begitu juga dengan konduktor. Kalau salah memberikan aba-aba, nanti konsernya bakal bubar," jelas Fafan sambil bercanda. Setelah menjalani kursus kilat dari Fafan, kedua penonton itu kemudian mempraktikkannya. Penonton pertama gagal. Aba-aba yang diberikannya tak dimengerti oleh pemain. Penonton pertama masuk dalam kategori supir yang ngantuk. Tibalah saatnya penonton kedua, perempuan berjilbab itu memberi aba-aba kepada pemain dengan sepenuh hati. Alhasil, musik yang dimainkan pun keluar dengan indahnya. Penonton kedua ini masuk dalam kategori supir yang tidak ngantuk.

Ambilkan Bulan Bu kemudian mengalun dengan indahnya. Banyak dari orang tua dan anak-anak yang menonton bernyanyi lirih mengikuti irama. Fafan kembali mengajak penonton untuk tampil ke atas pentas. Sekarang gilirannya anak-anak. Tanpa malu-malu dua anak perempuan yang baru berumur sekitar lima tahun maju ke depan. Kali ini Fafan mengajak dua anak itu untuk bernyanyi dengan iringan ansambel dari AMARI. Lagu Hujan yang dipilih Fafan. Untung saja di saat anak-anak sedang senang dengan Changcuters, T2 dan Kangen Band, masih ada juga anak yang ingat dengan lagu Hujan.

Semua anak-anak dan remaja membuktikan keseriusan mereka dalam bermusik. Begitu pula dengan AMARI yang mempunyai misi membekali anak dan remaja dalam proses pengembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual lewat pendidikan musik. Walau acara yang degelar AMARI begitu sederhana, tapi pengetahuan akan musik yang kita serap lewat AMARI begitu berlimpah. Dengan diiringi tepuk tangan penonton yang mengikuti irama musik, Rasa Sayange menjadi lagu penutup ansambel musik anak dan remaja malam itu. 

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    IRADIO 88.7 FM YOGYAKARTA

    IRADIO 88.7 FM YOGYAKARTA

    100% Musik Indonesia, Cinta Musik Indonesia.


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini