Menandai dibukanya Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XX 2008, pawai peserta festival diadakan dengan menyusuri Jalan Malioboro dan Ahmad Yani hingga finish di Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Sebelum menuju Benteng Vredeburg, sekitar 500 peserta pawai berkesempatan menunjukkan penampilan terbaik mereka di hadapan Gubenrur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kepala Dinas Kebudayaan Condroyono, Wakil Wali KOta Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Direktur FKY Ajie Wartono dan Agung Kurniawan.
Dalam penampilannya, peserta program Babad Kampung FKY tampak mendominasi acara dengan pertunjukkan khas dari delapan kampung di Yogyakarta yang rata-rata menampilkan kesenian tradisi yang boleh jadi telah banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh masyarakat.
Mainan bocah seperti egrang, engklek, jaranan, jamuran, cublak-cublak suweng, othok-othok, dll ternyata mampu memikat hati Sultan yang pada setiap penampilan peserta disambutnya dengan tepukan meriah disertai dengan tamu undangan lain dan masyarakat Jogja yang memadati area depan Gedung Agung Yogyakarta Sabtu sore (07/06).
Secara simbolik, Sultan membuka FKY XX 2008 dengan memasukkan uang receh ke dalam celengan Ontoseno yang menjadi maskot FKY kali ini dilanjutkan oleh tamu undangan lainnya termasuk Direktur FKY.
Celengan Ontoseno ini diharapkan mampu menjadi investasi yang benar untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada kesempatan yang akan datang.
Setelah prosesi pembukaan, Sultan didampingi oleh Direktur FKY dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY membuka gerbang Benteng Vredeburg sebagai tempat diselenggarakaannya Pasar Raya FKY yang diikuti oleh 127 stand yang terdiri pengrajin kecil dari seluruh daerah di DIY.
Sejumlah pengrajin merasa terhormat dapat dikunjungi Sultan yang dalam kunjungannya tak lupa menyempatkan untuk menyapa, bersalaman, berfoto dan mendoakan pengrajin agar sukses. "Nuwun, bapak saking pundi? Mugi-mugi sukses njih," kata Sultan kepada salah satu pengrajin topeng kayu dari bantul.
Sebelum menuju Benteng Vredeburg, sekitar 500 peserta pawai berkesempatan menunjukkan penampilan terbaik mereka di hadapan Gubenrur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kepala Dinas Kebudayaan Condroyono, Wakil Wali KOta Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Direktur FKY Ajie Wartono dan Agung Kurniawan.
Dalam penampilannya, peserta program Babad Kampung FKY tampak mendominasi acara dengan pertunjukkan khas dari delapan kampung di Yogyakarta yang rata-rata menampilkan kesenian tradisi yang boleh jadi telah banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh masyarakat.
Mainan bocah seperti egrang, engklek, jaranan, jamuran, cublak-cublak suweng, othok-othok, dll ternyata mampu memikat hati Sultan yang pada setiap penampilan peserta disambutnya dengan tepukan meriah disertai dengan tamu undangan lain dan masyarakat Jogja yang memadati area depan Gedung Agung Yogyakarta Sabtu sore (07/06).
Secara simbolik, Sultan membuka FKY XX 2008 dengan memasukkan uang receh ke dalam celengan Ontoseno yang menjadi maskot FKY kali ini dilanjutkan oleh tamu undangan lainnya termasuk Direktur FKY.
Celengan Ontoseno ini diharapkan mampu menjadi investasi yang benar untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada kesempatan yang akan datang.
Setelah prosesi pembukaan, Sultan didampingi oleh Direktur FKY dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY membuka gerbang Benteng Vredeburg sebagai tempat diselenggarakaannya Pasar Raya FKY yang diikuti oleh 127 stand yang terdiri pengrajin kecil dari seluruh daerah di DIY.
Sejumlah pengrajin merasa terhormat dapat dikunjungi Sultan yang dalam kunjungannya tak lupa menyempatkan untuk menyapa, bersalaman, berfoto dan mendoakan pengrajin agar sukses. "Nuwun, bapak saking pundi? Mugi-mugi sukses njih," kata Sultan kepada salah satu pengrajin topeng kayu dari bantul.
Kirim Komentar