Sosial Ekonomi

Penyandang Cacat Juga Butuh Pengakuan

Oleh : Margareta Endah W / Senin, 00 0000 00:00

Perbedaan fisik mungkin terlihat pada mereka, penyandang cacat. Tak dapat melihat, berbicara, mendengar adalah kekurangan mereka yang sudah merupakan takdir. Sebagai warga negara, mereka juga punya hak-hak yang sama dengan warga negara lainnya yang wajib dihormati, hargai dan dilindungi.

Setiap 3 Desember yang ditetapkan sebagai Hari Penyandang Cacat Internasional (HIPENCA) membawa teman-teman dari Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Yogyakarta (PLB UNY) melakukan aksi yan diawali long march dari depan gedung DPRD dan berakhir di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta Jl. P. Senopati (3/12).

"Persamaan dan Kebersamaan" menjadi tema dari aksi ini. Dalam aksi, mereka menuntut adanya persamaan penyandang cacat dengan warga masyrakat biasa. "Mereka (penyandang cacat -red) punya hak yang sama dengan masyarakat normal pada umumnya. Mereka punya bakat yang bisa disejajarkan dengan orang-orang biasa," ungkap Koordinator Aksi Veni Sepriani.

Aksi yang hanya melibatkan dua tuna netra ini juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat bahwa kehadiran penyandang cacat di tengah-tengah masyarakat tidak bisa kita pungkiri lagi. Menurut Veni, teman-teman dari PLB UNY juga ingin merubah paradigma masyarakat tentang penyandang cacat bhawa penyandang cacat juga bisa melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat biasa.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini