![Teater Gandrik - Keluarga Tot Teater Gandrik - Keluarga Tot](/images/upload/Keluarga_Tot_Teater_Gandrik.jpg)
Bahkan, kekangan dan ketidakbebasan tersebut juga melanda tetangga disekitar rumah keluarga itu. Sehingga, sama seperti anggota keluarga tadi, mereka juga tidak boleh mengeluarkan suara-suara, aroma-aroma yang mengganggu, bahkan untuk bergerak dan bernapaspun, harus diatur-atur.
Gambaran seperti itulah yang kurang lebih ingin diperlihatkan Teater Gandrik Yogyakarta pada para penonton di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta dalam sebuah pertunjukkan yang berjudul Keluarga Tot.
Pertunjukkan yang digelar pada 29 dan 30 April lalu ini, dan sebelumnya di Jakarta pada 17 - 20 April, aslinya merupakan lakon dari Hongaria dengan latar belakang Perang Dunia ke-2, yang ditulis oleh István Örkény dengan judul asli Tóték.
Dalam lakon ini diceritakan bagaimana Keluarga Tot yang terdiri dari pasangan suami istri Lajos (Susilo Nugroho) dan Mariska (Dyah Arum), serta putri mereka Agika (Jami Atut Tarwiyah), menerima kedatangan seorang Mayor (Heru Kesawa Murti) yang merupakan atasan putra mereka yang saat itu sedang berdinas di medan perang.
Karena kedatangan sang Mayor dalam rangka untuk beristirahat dari kesibukannya, maka mau tidak mau Keluarga Tot berusaha agar Sang Mayor merasa betah dan nyaman di rumah itu, dengan harapan dengan demikian karir putra mereka yang menjadi bawahan Sang Mayor dapat menjadi lebih baik.
Dari sinilah kekangan yang membuat Keluarga Tot menjadi tidak memiliki banyak pilihan dalam bertindak dan berbuat di rumahnya sendiri dimulai. Ini semuanya berpangkal dari Sang Mayor yang sangat sensitif terhadap suara, bau-bauan, dan warna tertentu yang dapat membuatnya gelisah, marah, dan tidak memeroleh ketenangan seperti yang diharapkan.
Sehingga, lama kelamaan Keluarga Tot merasa tidak nyaman di rumah sendiri dan bahkan merasa terasing di tempat tinggal mereka yang telah lama ditempati.
Konon, kondisi yang dialami oleh Keluarga Tot ini kurang lebih sama dengan nasib kita yang dipaksa menerima keadaan yang sesungguhnya tidak kita sukai, namun tetap kita terima entah itu demi karir kita, kedudukan kita, keselamatan kita, dan lain sebagainya, yang lama-kelamaan membuat kita terasing dari diri kita sendiri.
Kirim Komentar