Seni & Budaya

Dalam Sebuah Perjalanan: Teater Boneka Miskin Kata Kaya Makna

Oleh : Iwan Pribadi / Senin, 00 0000 00:00
Dalam Sebuah Perjalanan: Teater Boneka Miskin Kata Kaya Makna

Dalam Sebuah PerjalananBayangkan, apa yang terjadi jika seorang pemuda patah hati, seorang ibu muda yang hamil tua dan memiliki seekor anjing kesayangan, sepasang suami istri, pengamen, pengemis, pencuri yang menyamar, dan beberapa tokoh lainnya bertemu dalam sebuah gerbong kereta yang sama, menuju kota tujuan yang sama.

Di tangan Papermoon Puppet Theatre kemarin malam (4/12), dari situasi yang nampaknya biasa tersebut, ternyata dapat dimunculkan cerita yang menarik dan --sesuai dengan apa yang dituliskan pada poster publikasi pertunjukkan mereka-- mengantarkan penonton semua untuk menikmati perubahan dalam kehidupan, serta membawa perubahan besar dalam kehidupan di masa mendatang, melalui pementasan yang berjudul Dalam Sebuah Perjalanan (On A Journey).

Sebelum pertunjukkan ini dimulai pukul 20:00 WIB, beberapa boneka berkeliaran dan berinteraksi dengan penonton, ada yang seperti pedagang asongan, ada yang aparat keamanan berkuda, bahkan ada yang pengemis yang meminta-minta pada penonton dan sempat membuat seorang anak kecil yang duduk di bangku depan menangis, mungkin karena terkejut melihat penampakan boneka seukuran yang mendadak muncul di depannya.

Dalam Sebuah PerjalananPada awal pertunjukkan yang berdurasi satu jam ini, ada sedikit rasa yang mengganjal melihat aktor yang berada di balik boneka nampak jelas, sehingga muncul kekhawatiran bahwa penonton tidak dapat dengan nyaman melihat boneka yang sedang berakting, tanpa terganggu oleh kenyataan bahwa di balik boneka tersebut ada manusia yang menggerakkannya.

Tapi seiring dengan berjalannya pertunjukkan dan mengalirnya cerita, kekhawatiran tersebut sirna karena alih-alih terlihatnya aktor yang ada di balik beberapa boneka tersebut menjadi semacam distraksi bagi penonton, ternyata hal tersebut malah semakin mendekatkan penonton dengan cerita dan dengan para boneka yang menjadi tokoh di dalam cerita itu.

Ini dapat dirasakan ketika munculnya boneka sepasang suami istri yang muncul dari pintu kiri di deretan kursi penonton, dan menggoda beberapa anak-anak kecil selama dalam perjalanan mereka menuju panggung, nampak bentuk interaksi yang unik antara penonton, boneka, dan aktor yang ada di belakang boneka. Demikian juga pada adegan ketika para boneka itu menari dalam rangka mencari orang yang melakukan pencurian di atas kereta, serta pada adegan ibu muda yang sedang hamil sedang melakukan pengaturan napas karena saat hari kelahiran telah tiba.

Dalam Sebuah PerjalananHal lain yang menarik dalam pertunjukkan yang berdurasi satu jam ini adalah, walaupun terdapat dialog seperti pada  teater lain pada umumnya, namun bisa dikatakan pertunjukkan kali ini miskin kata-kata. Sehingga selama pertunjukkan dialog yang terdengar dari mulut para aktor hanyalah suara-suara gumaman yang tidak jelas.

Walaupun demikian, sebagai sebuah pertunjukkan, teater boneka kali ini tetap dapat dengan mudah dinikmati dan ditangkap pesan yang ingin disampaikan melalui boneka-boneka tersebut, sejak awal hingga akhir pertunjukkan, tiap adegan demi adegan. Nampaknya para penggagas pertunjukkan kali ini benar-benar ingin membuktikan bahwa boneka dapat dijadikan media untuk bercerita dan berekspresi.

Pertunjukkan teater boneka yang merupakan kerjasama empat negara ini yaitu Indonesia, Australia, Mexico, dan Perancis ini merupakan bagian terakhir dari rangkaian kegiatan Pesta Boneka, yang terdiri atas beberapa pertunjukkan berjudul Hanya Menunggu dipentaskan pada 17 Juli 2008 di KINOKI, Yu Brejel dan Eyang Dipo pada 18 Agustus 2008 di Padepokan Bagong Kussudiardja, dan Ya Nos Morimos (Kita Sudah Meninggal) dipentaskan 7 November 2008 di Galeri Lembaga Indonesia Perancis.

Adapun bagian penutup dari Pesta Boneka, yaitu Dalam Sebuah Perjalanan (On A Journey) yang dipentaskan ini, ide naskahnya dikerjakan oleh Maria Tri Sulistyani (Indonesia), Daniele Poidomani (Australia), Carla Pedroza (Mexico), dan Carla Ori (Australia), direncanakan akan berlangsung tiga hari mulai tanggal 3 hingga 5 Desember 2008 di Societet Taman Budaya Yogyakarta.
 
 Foto-foto: Indra Wicaksono

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini