Seni & Budaya

Menafsir Cerita di Balik Kisah Mangir-Pembayun

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00

Seniman teater Whani Darmawan akan menampilkan sebuah damatari berdasarkan sejarah Mataram yang dimaknainya dengan sedikit berbeda. Bukan dari sisi politik dan kekuasaan, tapi lebih ke sisi romantis yang terjalin antara Ki Ageng Mangir dan Pembanyun.
Menurut Whani yang menjadi penulis dan sutradara dalam dramatari ini, Mangir bisa disebut sebagai seorang kastria sejati karena mampu membedakan antara kepentinganpribadi dan kepentingan rakyatnya.

Berdasarkan cerita yang bagi beberapa pihak masih dianggap kontroversi, pada waktu itu Mangir dihadapkan pada dua pilihan antara menjadi korban atau mengorbankan rakyatnya yang yang tidak berdosa dalam menyelesaikan perselisihan antara Manggir dan Mataram.

"Sikap Manggir di atas, jika dikonteks-kan dengan situasi politik negara saat ini, sungguh nyaring maknanya. Di tengah sikap banyak politikus yang
hobinya meredusir kepentingan pribadi menjadi (seolah-olah) kepentingan negara. Teladan yang diberikan Manggir terasa indah dan dalam maknanya," ungkap Whani.

Mungkin persoalan seperti itulah yang akan menjadi salah satu bagian indah dalam pergelaran dramatari yang akan digelar pada Kamis, 23 Juli 2009 pukul 19.30 WIB mendatang di Gedung Societed Taman Budaya Yogyakarta.

Pentas dramatari tersebut akan dimainkan oleh sejumah penampil seperti Altiyanto, Rini Widiastuti, Supriyanto, Isnu, Mawan, Dwi, Otok, dan Dian Nita. Sedangkan Dewi Patmawati dan Anon Suneko akan didaulat sebagai penata tari dan penata musik dalam pentas ini.

Sementara itu, terkait persiapan pentas, latihan sudah dilangsungkan selama empat bulan. Seperti biasa, sejumlah ritual telah dilakukan sebelum melakoni pentas yang mengangkat cerita seputar Panembahan Senopati dan Ki Ageng Mangir.

"Selain nyekar ke makam Panembahan Senopati dan Manggir Wanabaya di kompleks makam raja-raja Kotagede, kami juga akan menyiapkan uborampe sesaji yang telah ditentukan sesepuh saat pergelaran nanti," kata Humas dan Manager Panggung, Eko Nuryono.

Pergelaran dramatari yang nantinya akan terbuka untuk umum dan gratis ini, rencananya juga akan dipentaskan di luar Jogja yakni di Padang, Sumatera Barat pada 27 Juli mendatang. Usai pentas, rencananya akan digelar diskusi untuk umum dalam menyikapi cerita dan sejarah terkait.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini