
Ketua Panitia Upacara Adat Saparan Bekakak, Frans Haryono menyatakan, pelaksanaannya kali ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Saparan Bekakak pada tahun 2010 ini akan menggabungkan unsur tradisional dengan modern dalam tema utamanya.
"Di samping menampilkan berbagai potensi dan kesenian tradisional dan puluhan bregada prajurit, pihak panitia juga mengundang berbagai komunitas modern sepertinya komunitas mobil willis, vespa, sepeda onthel, mobil hias, dll," ujarnya di Yogyakarta, Selasa (26/1).
Frans mengatakan bahkan pada tahun ini saparan Bekakak diperkirakan akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Mengingat dalam kirab budaya yang akan menempuh jalur sepanjang empat kilometer yang berawal dari Balai Desa Ambarketawang menuju Gunung Gamping ini akan dimeriahkan dengan ratusan badut disamping Ogoh-ogoh dan Gendruwo.
"Upacara Adat Saparan Bekakak akan diawali dengan upacara pembukaan di Balai Desa Ambarketawang yang dimeriahkan dengan adegan fragmen dengan lakon "Prasetyaning Sang Abdi"," tandasnya seraya memanbahkan setelah itu dilanjutkan dengan kirab sepanjang empat kilometer menuju Gunung Gamping sebagai tempat penyembelihan bekakak.
Sementara itu peserta kirat akan menampilkan tiga kelompok yakni kelompok pra kirab, kirab adat dan kirab pendukung. Kelompok prakirab akan menyajikan komunitas mobil willis, komunitas vespa, pedesa onthel, kelompok tonti dari sekolah-sekolah menengah atas di wilayah Gamping. Kelompok kirab adat menampilkan kelompok dari Muspika, pasukan berkuda, bregada-bregada prajurit, dan komunitas kesenian tradisional.
Sedangkan kelompok kirab pendukung meliputi komunitas dari luar Ambarketawang sepertinya sepuluh bregada dari wilayah Bantul di antaranya bregada Pedes, bregada Kalipakis, bregada Banguntapan, bregada Imogiri, bregada Anggabayan, dll.
Secara terpisah Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Untoro Budiharjo mengatakan bahwa acara Saparan Bekakak merupakan agenda budaya yang besar dan bahkan sudah menasional gaungnya sehingga kehadirannya sangat dinanti-nantikan oleh warga Jogja dan sekitarnya bahkan oleh wisatawan domestik dan manca negara yang berada di Yogyakarta. Bahkan pengemasannya yang dipadukan dengan nuansa badut tentu akan lebih menarik bagi pengunjung dan wisatawan.
Terkait pelaksanaannya yang menggunakan jalan umu, Untoro meminta maaf kepada masyarakat umum khususnya para pemakai jalan di jalur jalan yang terpaksa ditutup sementara untuk kepentingan kirab, termasuk sebagian jalur ring-road barat yang juga digunakan untuk jalur kirab tersebut.
Diharapkan masyarakat umum untuk dapat memaklumi kondisi tersebut. Diharapkan pula para pengunjung untuk turut menjaga ketertiban dan keamanan selama kirab berlangsung serta menghindari perilaku yang destruktif. Sehingga diharapkan upacara adat Bekakak dapat berlangsung dengan khikmat dan menjadi tontonan yang memberikan kepuasan bagi semua pihak disamping merupakan upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang adiluhung.
Kirim Komentar