Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ir. Koesmargono dengan
keras membantah tersiarnya kabar bahwa meninggalnya mantan Rektor UAJY,
Prof. Dibyo Prabowo karena bunuh diri terkait dana abadi Yayasan Slamet
Riyadi Yogyakarta (YSRY) yang berada di Bank Century.
Menurutnya, alm. Prof Dibyo tak berkaitan langsung dan tak mempunyai tanggungjawab secara langsung dengan keberadaan dana abadi yayasan. Yang mengelola dana abadi tersebut adalah pihak Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta.
"Salah besar kalau Prof Dibyo meninggal karena bunuh diri karena masalah dana abadi yang ada di Bank Century. Beliau meninggal karena serangan jantung pada Agustus tahun lalu," katanya di Kampus 3 UAJY Babarsari, Rabu (27/1).
Lebih lanjut rektor menambahkan bahwa pihak Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta (YSRY) yang menaungi Universitas Atma Jaya Yogyakarta memang dirugikan dengan adanya kasus Bank Century, tepi hingga saat ini tak ada masalah dengan kegiatan perkuliahan maupun hak para mahasiswa, dosen dam karyawan.
"Sekitar 16 miliar dana abadi yayasan memang berada di Banc Century, tapi YSRY juga mengelola dana lain dari usaha-usaha YSRY, donasi sponsor, dan dan yang berasal dari mahasiswa," tandasnya.
Koesmargono menegaskan bahwa meski mengalami kerugian terkait dana yang disimpan di Bank Centur, pihaknya mengaku tetap memberikan fasilitas kepada mahasiswa seperti biasanya serta memenuhi kewajiban gaji bagi karyawan dan dosen UAJY.
Sementara itu pada kesempatan tersebut rektor menyatakan pihaknya hanya hendak meluruskan berita yang tesiar di sebuah media online kemarin (26/1) yang menyatakan bahwa alm. Dibyo Prabowo adalah salah satu korban bunuh diri karena kasus Bank Century. Meski demikian, pihaknya mengaku tak akan mengajukan somasi kepada media tersebut.
"Kami tidak melakukan somasi, hanya akan memberikan hak jawab saja bahwa Prof Dibyo meninggal bukan karena bunuh diri terkait Bank Century, tapi memang karena serangan jantung," tandasnya.
Menurutnya, alm. Prof Dibyo tak berkaitan langsung dan tak mempunyai tanggungjawab secara langsung dengan keberadaan dana abadi yayasan. Yang mengelola dana abadi tersebut adalah pihak Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta.
"Salah besar kalau Prof Dibyo meninggal karena bunuh diri karena masalah dana abadi yang ada di Bank Century. Beliau meninggal karena serangan jantung pada Agustus tahun lalu," katanya di Kampus 3 UAJY Babarsari, Rabu (27/1).
Lebih lanjut rektor menambahkan bahwa pihak Yayasan Slamet Riyadi Yogyakarta (YSRY) yang menaungi Universitas Atma Jaya Yogyakarta memang dirugikan dengan adanya kasus Bank Century, tepi hingga saat ini tak ada masalah dengan kegiatan perkuliahan maupun hak para mahasiswa, dosen dam karyawan.
"Sekitar 16 miliar dana abadi yayasan memang berada di Banc Century, tapi YSRY juga mengelola dana lain dari usaha-usaha YSRY, donasi sponsor, dan dan yang berasal dari mahasiswa," tandasnya.
Koesmargono menegaskan bahwa meski mengalami kerugian terkait dana yang disimpan di Bank Centur, pihaknya mengaku tetap memberikan fasilitas kepada mahasiswa seperti biasanya serta memenuhi kewajiban gaji bagi karyawan dan dosen UAJY.
Sementara itu pada kesempatan tersebut rektor menyatakan pihaknya hanya hendak meluruskan berita yang tesiar di sebuah media online kemarin (26/1) yang menyatakan bahwa alm. Dibyo Prabowo adalah salah satu korban bunuh diri karena kasus Bank Century. Meski demikian, pihaknya mengaku tak akan mengajukan somasi kepada media tersebut.
"Kami tidak melakukan somasi, hanya akan memberikan hak jawab saja bahwa Prof Dibyo meninggal bukan karena bunuh diri terkait Bank Century, tapi memang karena serangan jantung," tandasnya.
Kirim Komentar