Keberadaan ring back tone (RTB) yang saat ini sangat menghebohkan dinilai merupakan hal yang bis berdampakan negatif bagi musik Indonesia. RBT bahkan dinilai menyedihkan dan tidak tidak sehat bagi dunia musik Indonesia.
Hal tersebut dinyatakan oleh Redaktur Pelaksana Majalah Hai, Ryo dalam talkshow musik yang menghadirkan dirinya, Senior Artist & Repertoir (A&R) Sony Music Indonesia, Jan N Djuhana, dan musisi Jogja Eross Chandra (Sheila On 7) di Taman Kuliner Yogyakarta, Rabu (5/5).
"Sejujurnya, keberadaan RBT di dunia musik Indonesia itu menyedihkan dan tidak sehat bagi musik Indonesia. Tapi mau bagaimana lagi, saat ini belum ada yang bisa mengantisipasinya," terangya.
Meski demikian, dirinya mengaku cukup memahami awal munculnya RBT sebagai imbas dari kurang diminatinya lagi produk album musik secara fisik yakni kaset dan CD.
Lain halnya dengan Eross, gitaris Sheila On 7 tersebut menyikapi keberadaan RBT dengan cara yang cukup bijak. "RBT adalah salah satu cara untuk menyikapi perkembangan teknologi. Menurut saya hal itu sah-sah saja. Ga ada salahnya industri musik masuk ke dalam layanan RBT," ujarnya.
Lebih lanjut Erros mengatakan meski begitu bukan berarti Sheila On 7 hanya akan menjual RBT saja, tapi tetap harus menghasilkan album secara utuh bagi SheilaGang, sebutan bagi fansnya.
"Semuanya kita serahkan kepada Sony Music Indonesia sebagai label kita untuk memasarkan karya-karya kita," ucapnya.
Sementara itu Senior Artist & Repertoir (A&R) Sony Music Indonesia, Jan N Djuhana juga mengakui penjualan yang cukup signifikan terhadap RBT dari pada kaset atau CD album musik.
Namun Jan tak bisa memprediksikan bahwa RBT akan tetap menjadi bentuk penjualan yang akan bertahan lama. "Tahun ini saja penjualan RBT di sejumlah provider sudah mulai turun sekitar 20 persen. Mungkin hal itu karena provider sendiri yang mulai membuka layanan download lagu secara utuh," paparnya.
Kirim Komentar