Sosial Ekonomi

BPPTK Yogyakarta Tetapkan Status Awas Merapi

Oleh : Dude / Senin, 13 Maret 2017 09:08

Berdasarkan pemantauan kegempaan, deformasi dan visual Gunung Merapi yang menunjukan peningkatan aktivitas, sejak Senin (25/10) pukul 06.00 WIB, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi menjadi Awas Merapi.
Kepala Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono menyatakan, keputusan tersebut diambil setelah BPPTK melakukan sejumlah kajian dan analisa atas data laporan indikator pemantauan dari lapangan yang menunjukan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

"Peningkatan guguran kubah lava sebelum 21 Oktober kurang dari 100 kejadian dan sejak 23-24 Oktober terekam 183 dan 194 kejadian guguran lava. Berdasarkan pemantauan kegempaan, deformasi dan visual menunjukan adanya peningkatan aktifitas sehingga sejak Senin (25/10) pukul 06.00 WIB, ujarnyadi kantor BPPTK, Jl. Cendana Yogyakarta, Senin (25/10).

Menurutnya, parameternya telah cukup signifikan untuk naik status menjadi Awas, mengingat terjadi guguran kubah lava yang meningkat baik jumlah ataupun energi gempa bumi vulkanik sejak 22 Oktober. Tercatat, ada juga peningkatan laju inflasi hampir empat kali lipat. Bahkan, hingga 21 Oktober 2010 dari 10,5 cm perhari menjadi 42 cm perhari, terukur pada 24 Oktober.

"Dari energi kegempaan yang terjadi, Surono mngatakan bahwa jika dibandingkan peristiwa erupsi Merapi 2006, diperkirakan energinya lebih besar," terangnya.

Terkait alasan kenaikan status yang cukup cepat dari Merapi dari Waspada, Siaga ke Awas hal itu dilakukan berdasarkan kajian ilmiah dan pertimbangan pengurangan resiko bencana dan meminimalkan adanya korban. Mengenai bencana yang terjadi, apakah terjadi deformasi eksplosif ke segala arah, dijelaskan potensi paling besar terjadinya deformasi ke arah selatan yang paling dominan.

"Itu bisa terlihat dari deformasi di lapisan batuan Merapi hasil erupsi 1911, itu batuan yang paling tua dan kita perkirakan rentan menahan energi Merapi," ujarnya.

Berbeda dengan tahun 2006, dengan indikator adanya titik api diam saat status siaga dan terlihat adanya kubah lava, pada periode sekarang memang pemantauan visual belum terdeteksi. Hanya saja faktor guguran material di puncak yang intens dan semakin keras juga sudah dirasakan oleh masyarakat di lereng Merapi pada radius hingga 4 kilometer dari puncak. Kondisi itulah yang membedakan fase kritis Merapi pada tahun sebelumnya.

"Apakah eksplosif, saya tidak tahu. Status Awas bisa saja dalam waktu singkat terjadi akhir krisis, tapi bisa juga berhari-hari ke depan. Kami mengikuti ajakan Merapi naik menjadi Awas, masyarakat juga harus siap hadapi resiko, " katanya. 

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini