![](/images/upload/20110229_GSP.jpg)
Dunia teknologi informasi mengalami
perkembangan sangat pesat terlebih pada divisi pemograman dan permainan atau
biasa dikenal dengan game. Hal semacam ini sangat berkaitan erat dengan
perkembangan dunia komputasi baik masa kini maupun dimasa depan. Pemikiran
terhadap masa depan khususnya terhadap dunia pemrograman dan game perlu
mandapatkan tempat yang ideal untuk dikembangkan dan diinovasi. Ide kreatif ini
yang mendasari Himpunan Mahasiswa Komputer FMIPA UGM untuk menyelenggarakan
Programming Competition Session dan Jogja Game Expo.
Ditemui diruang Himakom UGM, Ayu dan
Vierra menjelaskan kepada tim Gudegnet tentang programming Competition Session
(PCS) yang akan berlangsung pada Senin(21/3). Pada hari tersebut akan
dilaksanakan babak penyisihan yang akan dilangsungkan secara online oleh pihak
panitia. Kemudian, final akan diselenggarakan pada Minggu(24/4) bertempat di
Laboratorium Komputer FMIPA Selatan UGM. "Nantinya akan dipilih 10 peserta
terbaik dalam babak penyisihan" kata Vierra yang sedang berada di lobby
FMIPA UGM.
"Peserta yang mengikuti PCS ini
dikhususkan pada pelajar tingkat SMA se-Indonesia, dimana pelajar diharapkan
akan mempunyai peran besar dalam bidang informatika, oleh karena itu, PCS
diadakan untuk memberikan ajang kompetisi untuk mengasah kemampuan mareka"
tukas Vierra yang saat ini berada diangkatan 2010 jurusan Ilmu Komputer UGM.
Peserta PCS saat ini telah memasuki angka 30. Ini merupakan sebuah terobosan
yang bagus bagi pelajar SMA yang notabene mengalami minat yang tinggi terhadap
dunia pemrogaman. Hadiah total untuk PCS sebesar Rp. 5.250.000,-.
Game yang saat ini dibilang sebagai
gaya hidup, tidak hanya terbatas bagi anak-anak namun bagi game development
juga merupakan sebuah tantangan yang besar. Menurut Ayu yang merupakan panitia
dari Joints 2011 mengatakan bahwa dalam membuat sebuah game dibutuhkan
kemampuan yang maksimal untuk menciptakan sebuah game yang hebat. "Membuat
game tidak hanya pada alur ceritanya saja, melainkan juga harus mempunyai
karakter baik itu penokohan maupun tema game itu sendiri". kata Ayu yang
kini juga menempuh program S1 dijurusan Ilmu Komputer UGM.
"Sampai saat ini animo
developer terhadap pengembangan game berkonten lokal sangat minim. Oleh karena
itu game berkonten lokal juga bisa memicu kecintaan terhadap produk dan budaya
dalam negeri". Tambah vierra dalam wawancara yang berlangsung kurang lebih
1 jam tersebut. Sebenarnya keinginan mahasiswa dalam mengembangakan game cukup tinggi.
Namun hal semacam ini terkendala oleh kompetisi game yang sangat jarang
diadakan di Yogyakarta. Untuk menjawab tantangan tersebut, Himakom UGM
berinisiatif untuk mengadakan seminar nasional sebagai media pembelajaran dan
game development competition sebagai pemicu mahasiswa untuk berkreasi dalam
pengembangan game.
Jogja Expo Game ini merupakan
rangkaian acara yang terdiri dari seminar nasional dan juga Game Development
Competition. Disamping juga expo dari masing masing peserta yang mengikuti
lomba sehingga harapannya bisa dikenal oleh masyarakat luas, tandas Vierra
mengakhiri pembicaraan dengan Tim Gudegnet. Seminar dan Game Development
Competition ini, rencananya akan diselenggarakan pada Minggu (5/5) di Grha
Sabha Pramana UGM dengan nara sumber dari Game Loft serta untuk hadiah total
dari game competition ini sebesar Rp. 10.000.000,-.
Kirim Komentar