![](/images/upload/20111103-jfw2.jpg)
Sebanyak 20 peserta yang masing-masing terdiri dari 20 orang kontestan dari berbagai institusi, memamerkan karya fashion disepanjang jalan Malioboro pada Rabu sore (02/11). Acara tersebut terangkum dalam gelaran Jogja Fashion Week 2011 yang pada tahun ini mengambil tema In Vintage.
Fokus tema tahun ini lebih terpecinci dan tidak sekedar ikut-ikutan. Pasalnya, karya yang
dihasilkan oleh para desainer yang terdiri dari akademisi, pelajar dan masyarakat ini mendapatkan pendampingan dari APPMI
(Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia).
Afif Syakur selaku ketua panitia Jogja Fashion Week mengatakan bahwa setiap kelompok yang
mengikuti pawai ini mendapatkan fasilitas berupa subsidi pada pernak-pernik serta uang tunai masing-masing kelompok 1.5 juta
rupiah.
"Untuk desain Kami bebaskan namun materi bahan tetap mengambil nuansa lokal," jelas Afif
kepada Tim Gudegnet di Kantor Dinas Pariwisata Propinsi Yogyakarta.
Salah satu peserta yaitu dari Akademi Kesejahteraan Sosial mengatakan bahwa tema yang
diusung oleh para mahasiswi ini mengambil tema aristokrat dengan balutan batik. "Kami mendesain sendiri dan dengan tema ini
kami ingin memadukan unsur modern dan tradisional dengan balutan batik," jelas Wati salah satu peserta dari kampus tersebut.
Mengenai waktu pengerjaan, Wati menghabiskan sekitar 3 minggu untuk perencanaan dan 1
minggu untuk menjahitnya. "Biaya yang Kami keluarkan rata-rata 300 ribu rupiah, misal ada yang berminat, desain-desain ini
kami berani mematok harga 1 juta rupiah,"pungkas calon desainer muda tersebut.
Kirim Komentar