![](/images/upload/20120105_diy.jpg)
Kirab budaya peringatan Yogyakarta Kota Republik berjalan sukses pada Rabu (04/01) mengambil rute dari Kantor DPRD DIY hingga depan Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta. Aksi ini diinisiasi oleh Sekretariat Bersama (Sekber) keistimewaan DIY.
Iring-iringan yang terdiri dari Bregodo Ngeksigondo Kuthogede Mataram, Songsong Buwono,
Barisan Paskibraka, Barisan Bendera Kraton, mobil kepresidenan,jeep perang, komunitas sepeda, karyawan PG Madusimo dan
peserta lain ikut ambil bagian dalam rangka memperingati 66 tahun bahwa Yogyakarta pernah menjadi Ibu Kota Negara sebagai
bagian berdirinya sejarah NKRI.
Dalam event tersebut, diadakan aksi teater yang mendeskripsikan kedatangan presiden
Soekarno dan Hatta di Yogyakarta, yang disambut oleh Sultan HB IX dan Paku Alam VII. Selanjutnya, prosesi dilanjutkan dengan
membentangkan bendera merah putih sepanjang 66 meter sebagai penanda waktu bahwa Yogya pernah menjadi kota republik.
Ketua Sekber keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra, mengungkapkan bahwa aksi ini
merupakan bentuk feedback dari pemerintah dalam pembahasan RUUK DIY yang menunjukkan bahwa pusat tidak memiliki komitmen yang
serius untuk menangani masalah ini. Masyarakat DIY sendiri telah setuju dengan opsi penetapan Sri Sultan HB dan Paku Alam
sebagi gubernur dan wakil gubernur Privinsi DIY.
Menurutnya, pemerintah tidak perlu mengambil sikap dengan memunculkan beragam opsi terkait
dengan keistimewaan DIY. Rencananya, pihaknya akan melakukan konsolidasi dengan seluruh anggota sekber untuk menentukan sikap
terkait dengan perkembangan pembahasan RUUK DIY.
Kirim Komentar